Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam simulasi pemungutan suara, setidaknya satu pemilih menghabiskan waktu selama delapan menit di dalam bilik suara.
Simulasi tersebut, sudah memakai lima surat suara yang akan dicoblos oleh pemilih dalam Pemilu Serentak 17 April 2019 mendatang.
Dengan alasan itu, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Ramlan Surbakti khawatir penghitungan suara tidak akan selesai dalam satu hari.
"Saya kok khawatir ya kalau tidak bisa satu hari. Paling tidak, bisa tengah malam. Itu pun harus dipaksakan. Satu orang saja di dalam bilik suara itu delapan menit," jelasnya di Jakarta, Selasa (20/11/2018)
Meski, dalam satu Tempat Pemungutan Suara (TPS), pemilih sudah dikurangi dari 500 pemilih menjadi 300 pemilih. Bukan berarti, waktu pemungutan dan penghitungan bisa dipercepat.
Baca: PKL di Samping Flyover Senen Penuhi Setengah Badan Jalan, Lalu Lintas Sempat Tersendat
Menjadi sebuah kendala lagi, apabila satu pemilih belum memiliki pilihan yang pasti. Setidaknya, dia masih harus mencari nama atau partai yang akan dipilih.
"Nah ini jadi pekerjaan rumah juga. Ini nanti tergantung panitianya saja di TPS. Jadi, bisa lebih cepat untuk penghitungan. Soalnya, semua harus selesai dalam satu hari," tukasnya.