Wayang Ajen tahu benar cara menghibur masyarakat. Kali ini Wayang Ajen sukses memukau masyarakat Kecamatan Cibalong, Tasikmalaya, Sabtu (1/12) malam. Lewat atraksinya, Wayang Ajen bukan hanya memberi hiburan. Tetapi juga mengedukasi masyarakat. Khususnya untuk melestarikan Seni Wayang Golek.
Dalam pementasannya kali ini, Ki Dalang Wawan Ajen mengangkat cerita Aji Narantaka. Ki Dalang Wawan Ajen tampil lugas dan simpel. Namun, tetap mengedepankan kesesuaian antara cerita dan nilai-nilai kehidupan.
Dan seperti biasa, Wayang Ajen menyisipkan daya tarik utamanya. Yaitu konsep pemanggungan wayang kekinian (milenial). Hal inilah yang membuat Wayang Ajen menjadi tontonan yang lebih menarik.
“Panggung Wayang Ajen adalah destinasi pariwisata budaya. Tersaji atraksi yang lengkap dan apik sebagai paduan potensi kultur yang saling melengkapi,” terang Dalang Wayang Ajen Wawan Gunawan.
Pementasan Wayang Ajen dimulai pukul 19.30 WIB, di Lapangan Desa Singajaya, Kecamatan Cibalong, Tasikmalaya.
Ki Dalang menceritakan bagaimana kekuasaan Bangsa Kurawa. Di bawah kekuasaan Raja Astina Duryudana, yang disokong kroni-kroninya yang jahat, culas seperti Dursasana, Sengkuni dan Dorna, mereka selalu mencari celah untuk menghancurkan Pandawa dari Negeri Amarta.
Yang menarik adalah kehadiran lakon mengenai Suyudana & Dursasana. Dua sosok ini digambarkan sebagai penebar teror dan berita Hoax. Mereka menebar kebencian, menghujat Pandawa, memecah belah bangsa dan rakyatnya.
Sementara Ksatria Amarta putra Pandawa Bima, Yudistira, Arjuna, Nakula dan Sadewa, dibawah wejangan Prabu Kresna dan Semar selalu waspada. Mereka penuh dengan ketenangan dan kebajikan dalam menghadapi tantangan.
Diceritakan Prabu Kresna memberikan amanat dan mandat khusus pada Ksatria Gatotkaca. Tujuannya untuk menghadapi kekuatan Dursala.
Kesatria Gatotkaca dibantu Aji Narantaka, dari Guru sejatinya Resi Seta di Pertapan Cemara Tunggal Wirata, mampu menghadang kekuatan jahat Candrawirayang Dursala.
Ki Dalang Wawan Ajen dalam pertunjukannya diperkuat dengan kolaborasinya dengan tausiah Ust. Danial Lutfi yang juga menjelaskan jika ada pesan moral yang terkandung dari pementasan ini. Hadirnya penyanyi pop Rita Tila yang lagi heboh di media menjadikan pertunjukan Wayang Ajen lebih semarak dan menghibur, ditambah penampilan kolaborasi tarian innovatif yang sangat menarik dibalut dengan tata multimedia yang sangat megah.
“Aji Narantaka mampu menjawab berbagai persoalan dan kemelut yang terjadi saat ini. Kedengkian, kebencian, keserakan, kesombongan Dursala dengan Candrawirayangnya. Sedangkan pecah belah di masyarakat, dijawab dengan lugas oleh Gatotkaca dan putra Pandawa melalui karya nyata, bersatu padu dalam bekerjasama,” terang Wawan.
Diterangkannya, Aji Narantaka adalah daya kekuatan yang hadir karena kepasrahan jiwa, ketulusan hati, dan berserah diri. Aji Narantaka adalah jiwa kebersamaan yang utuh. Yang tidak mau diadu domba. Aji Narantaka menyatukan raga, rasa, rasio dan ruh.
“Aji Narantaka sejatinya adalah ilmu mawas diri, mawas raga, mawas rasa, mawas pikiran, dan mawas ruh, kesatuan itu untuk mencintai negeri yang penuh ridho Illahi. Cinta agama dan cinta bangsa dan cinta negara,” terang Wawan.
Penampilan Wayang Ajen di Tasikmalaya, mendapat pujian dari Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah. “Wayang Ajen keren, Wayang Ajen sebagai tontonan yang menarik sekaligus tuntunan yang mengedepankan pesan moral. Masyarakat Tasikmalaya juga keren sangat mengapresiasi pertunjukannya dengan serius. Semuanya berlangsung luar biasa,” kata politisi Golkar itu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku sangat senang dengan misi yang diusung Wayang Ajen.
“Wayang Ajen adalah representasi dari budaya. Khususnya Jawa Barat. Yang menarik, Wayang Ajen selalu memberikan edukasi. Selalu ada pesan moral kepada masyarakat. Dan pesan ini berlaku untuk semua golongan. Anak muda maupun dewasa. Itulah letak kehebatan Wayang Ajen,” paparnya.(*)