Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembantaian terhadap 31 pekerja pembangunan Trans Papua oleh kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga dan Ditrik Yigi, Papua, bukan masuk kategori kriminal biasa.
Anggota Komisi I DPR RI, Andreas Pareira mengatakan tindakan biadab KKB di Papua tersebut sebagai bentuk teror terhadap NKRI.
Baca: PSI Usul Korupsi Masa Orde Baru Masuk dalam Topik Debat Capres-Cawapres 2019
"Kejadian penembakan terhadap 31 warga sipil yang adalah pekerja PT Istaka Karya adalah tindakan keji sebagai bentuk perlawanan terhadap NKRI," kata Andreas Pareira kepada Tribunnews.com, Selasa (4/12/2018).
Menurut dia, negara harus hadir untuk melindungi warga negaranya.
Sebab para pekerja tersebut sedang menjalankan misi pembangunan di Papua.
"Mereka adalah anak-anak bangsa yang sedang menjalankan tugas membangun negeri, membangun Papua," ujar Andreas Pareira.
Karena itu, dia menjelaskan, Polisi maupun TNI harus bahu-membahu menjaga keamanan wilayah dan melindungi keselamatan para pekerja di wilayah konflik seperti Papua.
Baca: Kuasa Hukum Tommy Soeharto Sebut Kasus Gedung Granadi Tidak Benar dan Rugikan Kliennya
Kasus ini juga menurut dia, menunjukan pembangunan di Papua khususnya di daerah pedalaman harus ditangani secara khusus.
Dia mengatakan, bukan hanya masalah teknis pembangunan fisik, tetapi perlu diikuti dengan pendekatan-pendekatan kultural dan keamanan untuk khusus di wilayah Papua.
"Agar kejadian-kejadian perlawanan terhadap negara yang menyebabkan jatuhnya korban sebagaimana kejadian di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga ini tidak berulang," jelasnya.
Diketahui sebelumnya, Polda Papua membenarkan adanya informasi 31 pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, dibunuh kelompok KKB.
Sebanyak 31 orang yang bekerja perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya, yang saat ini bekerja untuk membuka isolasi di wilayah pegunungan tengah Papua itu, sampai saat ini jenazahnya belum bisa diambil.
Sebab, lokasinya jauh dari ibukota Nduga dan Kabupaten Jayawijaya yang terdekat dari wilayah pembangunan jembatan.
Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengungkapkan, bersama Kapolda Papua akan langsung ke lokasi terkait informasi 31 pekerja yang dikabarkan tewas dibunuh kelompok KKB.