Negara ini juga salah satu produsen gula terpenting di dunia.
Haiti juga merupakan salah satu negara termiskin di dunia.
Apalagi setelah dilanda gempa hebat pada tahun 2009 yang menyebabkan ekonomi negara itu berantakan.
Baca: Masih Dirahasiakan, Tanggal Peresmian Markas Prabowo-Sandi di Kota Asal Jokowi, Solo
Sementara itu untuk Diketahui Pidato Prabowo tersebut disampaiakan saat ia datang ke Solo atau tepatnya saat sedang berada di hadapan ribuan jamaah Majelis Tafsir Alquran (MTA) pada Minggu (23/12/2018).
Kala itu Prabowo menyebut jika Indonesia setingkat negara-negara miskin di Benua Afrika Seperti Rwanda, Haiti dan pulau-pulau kecil lainnya.
"Kita (Indonesia) setingkat dengan negara miskin di Benua Afrika, ada Rwanda, Haiti dan pulau-pulau kecil Kiribati, yang kita tidak tahu letaknya di mana," ujar Prabowo kepada TribunSolo.com.
Mantan Danjen Kopassus itu melanjutkan, jika dirinya sedih melihat kenyataan itu, karena kesalahan mengurus negara.
"Itu yang buat sedih, kan negara kita keempat terbesar di dunia dan keenam terkaya di dunia," tuturnya meyakinkan jamaah.
Prabowo mengaku, ada banyak hal yang menjadi keprihatinannya, seperti hampir separuh masyarakat Indonesia masih berpenghasilan rata-rata Rp 30 ribu per hari dan kekayaan negara bawa keluar negeri.
"Hal itulah yang artinya membuat bangsa kita masih miskin, padahal sudah 73 tahun merdeka," jelasnya.
Lebih lanjut dia mencontohkan, banyaknya sumber energi yang terkandung di dalam bumi Indonesia, dikuasai asing dan diizinkan di ekspor dalam bentuk mentah.
"Misal alumina, bahan baku aluminium yang digunakan untuk membuat mobil dan sebagainya, diizinkan diekspor," terang dia.
"Pihak-pihak itu memakai orang Indonesia, untuk mengusai kekayaan bumi kita."
Dia menambahkan jika, timnya memiliki banyak data terakait kesalahan mengurus negara, sehingga akan membagikan secara gratis pada masyarakat.
"Saya bawa data dan fakta, saya punya temuan, saya tidak ingin dituduh menghasut," celetuknya.
Maka dia pun meninggalkan data yang sudah disusun dalam bentuk buku berjudul Paradoks Indonesia.
"Khusus majlis (MTA), saya tinggalkan data-datanya, beserta buku 1.000 buah dibagi gratis," pungkasnya.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)