TRIBUNNEWS.COM - Di tengah hebohnya pemberitaan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Dmeokrat Andi Arief setelah cuitan soal 7 kontainer surat suara sudah dicoblos, ada puisi dari anak-anak pemberani.
Pusisi dari dua anak Andi Arief itu sampaikan oleh Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon.
Jansen Sitidaon mengunggah pesan dari anak Wasekjen Demokrat Andi Arief di akun Twitternya.
Dikutip dari unggahan berupa capture pesan tersebut disampaikan Janson melalui Twitter miliknya, @jansen_jsp, Jumat (4/1/2019), kedua anak Andi Arief sedang menyemangati ayahnya untuk terus bersemangat.
Dalam pesannya, anak Andi Arief mengatakan keduanya akan menjaga sang mama di rumah.
Kedua anaknya juga merasa geram atas apa yang menimpa ayahnya tersebut.
Bahkan, mereka berdua dalam pesan meminta izin Andi Arief untuk melakukan demo ke Istana Negara seperti Reuni Akbar 212 yang dihelat di Monas.
Berikut ini pesan kedua anak Andi Arief.
"Jangan Takut Papa
Papa,
Abang dan Adek akan menjaga Mama di rumah
Papa jangan takut
Papa,
Abang dan Adek geram
Kalau Papa membolehkan, Hari Senin Abang dan Adek akan demo ke Istana Negara, seperti Demo 212.
Papa tetap semangat
Dari dua anak Andi Areif
Fazle Merah Maula dan Fatih Puith Fathan," tangkapan layar yang diunggah oleh Janson.
Diketahui, nama Andi Arief kembali menjadi perbincangan pasca dirinya menuliskan twit untuk meminta kabar adanya 7 kontainer surat suara tercoblos agar di cek.
Andi Arief ketika dikonfirmasi menegaskan jika kicauannya itu hanya berupa imbauan agar ada pihak yang melakukan pengecekan terkait kabar tersebut.
"Saya mengimbau supaya dilakukan pengecekan," ujar Andi Arief, Kamis (3/1/2019) pada Kompas.com.
Andi Arief menyayangkan ada pihak-pihak yang justru menuding bahwa dirinya adalah penyebar hoaks.
Sementara itu, mengutip dari Tribunnews.com, Kabareskrim Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan akan memanggil semua pihak yang terkait dengan kasus hoaks surat suara ini.
Semua pihak itu, termasuk Andi Arief.
"Semua pihak yang berkaitan dengan beredarnya isu pasti akan dilakukan proses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, siapapun dia," ujar Arief Sulistyanto di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/1/2019).
Selain itu, Arief Sulistyanto menegaskan, pihaknya masih terus melakukan investigasi dan mengidentifikasi rekaman yang beredar.
"Dari tadi malam sudah investigasi, saya juga dapat info dari teman-teman media juga. Masih diidentifikasi, kalau teman-teman tahu itu siapa, lapor kepada saya, segera saya dalami," tegasnya.
Tak hanya Arief Sulistyanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono juga mengatakan, pihaknya akan mencari tahu pelaku yang pertama kali menyebarkan informasi bohong itu.
"Tentunya kami akan melakukan penyelidikan oleh tim cyber. Nanti kami akan mencari siapa yang pertama kali meng-upload, nanti siapa yang pertama dan di mana," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/1/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.
Menurut Argo, pihaknya telah meminta penjelasan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang telah memastika bahwa informasi itu tidaklah benar.
Saat ini, pihak Bareskrim Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Siber berhasil menangkap 2 orang pelaku penyebaran, Jumat (4/1/2019), atau 2 hari pasca isu hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, 2 orang tersebut berinisial HY dan LS.
Andi Arief Minta Tolong Presiden Jokowi Rumahnya Digeruduk Polisi
Politisi Andi Arief meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar penggerudukan rumahnya oleh polisi, di Lampung, dihentikan.
Adi Arief mencuit di akun Twitternya, kalau rumahnya di Lampung digerudug oleh dua mobil Polisi yang disebutnya dari Polda.
Polisi itu disebut Andi Arief sebagai polisi cyber.
"Ini bukan negara Komunis, Penggerudukan rumah saya di Lampung seperti negara Komunis. Mohon hentikan Bapak Presiden," ujar Andi Arief di akun Twitternya, Jumat (4/1/2019).
Andi Arief meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk tidak kejam terhadap rakyat.
Datangnya polisi ke rumahnya, menurut Andi Arief, seolah hendak memperlakukan Andi Arief seperti teroris.
"Saya akan hadir jika dipanggil dan diperlukan," ujar Andi Arief.
Diberitakan sebelumnya, nama Andi Arief kembali menjadi polemik setelah dirinya menuliskan soal hoaks 7 kontainer surat suara telah dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019).