TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai partai baru di kontestasi pemilihan umum tahun 2019, partai Perindo diprediksi bisa memunculkan kejutan.
Partai besutan Hary Tanoesoedibjo tersebut kemungkinan akan lolos lima besar dan mampu menggoyahkan perolehan suara dari partai-partai terdahulunya di Pemilu 2019 mendatang.
"Potensi itu selalu ada, jika ada kejutan baru dari strategi baru Perindo. Saya kira memungkinkan akan terjadinya lompatan suara," ujar Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun, Kamis(10/1/2018).
Kang Ubeid sapaan akrabnya menjelaskan untuk memenuhi tujuan itu diperlukan kinerja dari mesin partai yang optimal dan maksimal, sehingga mampu menciptakan strategi politik yang apik dengan didukung hasil riset terkait kondisi di lapangan.
"Tentunya membutuhkan kerja mesin politik yang dahsyat, militan, dan berbasis riset, karena strategi jitu itu berbasis riset. Jadi, militansi mesin politik dan strategi kampanye berbasis riset itu yang bisa membuat Perindo menentukan langkah-langkah strategis dalam 2 bulan ke depan," katanya.
Ia mengatakan kepengurusan Partai Perindo hingga di tingkat ranting bisa menjadi ujung tombak partai dalam meraup suara dan memperoleh kemenangan di Pemilu Legislatif dan Pilpres mendatang.
"Dengan perluasan jaringan dan pengurus di tingkat paling bawah itu, memungkinkan ruang daya kampanye yang luas dibandingkan jika tidak ada perluasan kepengurusan di tingkat yang paling rendah,"katanya.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Partai Perindo menjadi satu-satunya partai pendatang baru yang mampu meraih elektabilitas hingga 3% dibandingkan partai lainnya.
Seperti PSI, Partai Berkarya dan Partai Garuda yang selalu berada di bawah 1% atau masuk dalam kategori parnoko alias partai nol koma.
LSI Denny JA mencatat pada Agustus 2018, Perindo meraih angka 1,7%, September 1,4%, Oktober 3,0%, November 2,2% dan Desember 1,9%.
Jika ditambah dengan margin of error 2,9%, maka ambang batas PT 4% terlampaui.
Adapun, survei LSI Denny JA pada Desember 2018 menyebutkan enam partai peserta pemilu mendatang yang tidak akan mencapai target PT mencapai 4% meski ditambah dengan angka margin of error survei ini sebesar 2,9%.
Keenam partai itu, yaitu Hanura 0,6%, PBB 0,2%, Garuda 0,2%, PSI 0,1%, Berkarya 0,1 dan PKPI 0,1%.(Willy Widianto)