Di satu sisi, kehadirannya bagaikan penyejuk suasana politik yang tengah panas.
Baca: Nurhadi-Aldo: Penyegar kesumpekan Pilpres yang menormalisasi kecabulan politik?
Namun di sisi lain, bisa menjadi arus baru kekecewaan terhadap sistem politik.
"Keadaan itu belum, itu kalau sudah membesar nanti. Ini fenomena pengingat saja," ujar politisi yang akrab disapa Cak Imin ini.
Sementara itu, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said juga setuju dengan hal itu.
Dia setuju jika Nurhadi muncul karena suasana sumpek yang dihasilkan dalam proses Pilpres ini.
Namun, dia juga setuju fenomena ini harus dijaga agar tidak berkembang ke arah yang salah.
"Mesti dijaga, jangan sampai tujuan untuk mengingatkan, tapi malah melawan sistem begitu rupa hingga akhirnya tujuan pemilu tidak tercapai," kata Sudirman.
Apatisme pada politik Dalam kesempatan sama, Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanudian Muhtadi menjelaskan, ada perbedaan antara swing voters dan undecided voters.
Swing voters adalah pemilih yang sudah punya pilihan, tetapi bisa pindah ke lain hati.
Undecided voters adalah mereka yang benar-benar belum menentukan pilihan.
Jumlah undecided voters berdasarkan survei Indikator sebesar 9,2 persen, sedangkan swing voters sebesar 15 persen.
Baca: Nurhadi Ungkap Sosok Dibalik Admin Nurhadi-Aldo, Ini Jawabannya Soal Postingan yang Dianggap Vulgar
Sementara itu, potensi golput ada sekitar 20-25 persen.
Burhanudin mengatakan, kehadiran Nurhadi dengan kutipan satirnya bisa menambah ketidakpedulian masyarakat terhadap pemilu.
"Itu bisa menambah apatisme politik," ujar Burhanudin.