Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Solidaritas Indonesia, Mohamad Guntur Romli, menilai kualitas demokrasi di Indonesia justru menurun paska reformasi '98.
Menurunnya kualitas demokrasi disebut Guntur adalah akibat dari masifnya penyebaran hoaks atau berita bohong, terutama di masa sekarang.
"Semakin banyak pendapat dan kritik, kualitas demokrasi meningkat. Karena ada pertempuran ide gagasan. Setelah reformasi harusnya kualitas demokrasi kita semakin baik. Namun karena hoaks, menjadi semakin menurun," ujar Guntur, dalam diskusi 'Menjaga Demokrasi dari Bahaya Hoaks untuk Pemilu yang Jujur dan Berintegritas' yang digelar Indonesian Democracy Network (IDN), di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (22/1/2019).
Melalui hoaks, ia menilai politik identitas yang bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) dapat disisipkan untuk mempengaruhi opini publik. Termasuk merusak hasil dari demokrasi, seperti pemilu yang akan datang.
Baca: Tim Kampanye Jokowi-Maruf Targetkan Kemenangan 70 Persen di Trenggalek
Intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) itu menuturkan akibat hoaks, pemimpin yang berkualitas berpotensi bisa tidak dipilih ketika ajang kontestasi. Selain berbahaya, hal ini dipandangnya sebagai kemunduran.
"Padahal konsep politik modern itu memilih pemimpin berdasarkan meritokrasi," kata dia.
Guntur pun mengajak seluruh pihak memerangi hoaks karena berpotensi merusak demokrasi yang telah dibangun.
Cara memerangi hoaks, kata dia, adalah dengan memberikan pencerahan ke masyarakat, terlebih oleh orang-orang yang mampu membedakan hoaks-tidaknya suatu informasi.
"Apa kita biarkan hoaks merusak demokrasi? Atau kita memberikan alternatif-alternatif. Bagi saya kita harus memberikan pencerdasan politik ke masyarakat. Anda boleh kritik lawan, tapi jangan fitnah. Harus menyampaikan sesuatu berdasarkan kenyataannya yang ada," tukas Guntur.
Selain diskusi, turut digelar deklarasi pemilu damai oleh IDN. Mereka berkomitmen menjaga pelaksanaan Pemilu 2019 yang aman, jujur dan adil.
"Juga siap menjadi garda depan melawan berita berita hoaks dengan upaya preventif," kata perwakilan IDN, Abdal.