Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Deteksi Ancaman Badan Siber dan Sandi Negara Sulistiyo mewanti-wanti para penyelenggara pemilu misalnya KPU sekaligus peserta pemilu akan ancaman siber yang mungkin akan ditemui dalam ajang Pilpres dan Pileg 2019.
Ancaman yang dimaksud Sulistyo adalah leaks atau kebocoran data.
Baca: BSSN Luncurkan Website Pendeteksi Ancaman Siber Khusus Malware
Ia pun sempat mencontohkan kasus viralnya gambar tidak senonoh mirip seorang kepala daerah di Jawa Timur.
Hal itu diungkapkannya usai menghadiri acara peluncuran laporan Honeynet Project 2018 dan website ancaman siber khusus malware bernama honeynet.bssn.go.id di Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (7/2/2019).
"Kemudian tidak hanya menyerang penyelenggara negara, tetapi juga menyerang para peserta pemilu yang ikut kontestasi. Kita ingat waktu itu ada Calon Wakil Gubernur Jatim, Bupati Anas yang kemudian data pribadinya diumbar ke publik," kata Sulistyo.
Ia meminta para peserta dapat mengelola data dan informasi pribadi dengan sebaik-baiknya.
"Di tim suksesnya, di kandidat sendiri, tetapi juga di inner circle-nya. Bisa jadi itu dimanfaatkan lawannya untuk merusak citra dirinya di masyarakat. Dan itu akan sangat mengganggu sekali," kata Sulistyo.
Baca: Siber Polda Jatim Posting Foto Vanessa Angel Dirawat di Rumah Sakit, Kondisinya Baik
Ia pun menyebut tiga berita hoaks yang memapar ruang siber berkaitan dengan pemilu 2019.
"Tiga berita hoaks yang memapar ruang siber kita berkaitan dengan pemilu. Satu yang berkaitan dengan Jokowi antek Cina. Kedua Jokowi anti Islam. Ketiga Jokowi komunis. Itu kemudian ada hibrid-hibrid-nya yang sangat mengganggu," kata Sulistyo.