TRIBUNNEWS.COM - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi tanggapi Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang tidak mau meminta maaf terkait puisinya yang berjudul 'Doa yang Ditukar'.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com, Achmad Baidowi menyayangkan sikap Fadli Zon itu.
Sebagaimana diketahui, puisi Fadli Zon itu mendapatkan sejumlah kritik dari berbagai kalangan, mulai dari organisasi masyarakat Islam dan santri.
Mereka menilai bahwa puisi Fadli Zon itu sudah menghina ulama, khususnya Ulama Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimoen Zubair.
"Ini soal hati. Kalau sekeras batu ya susah untuk legowo dan akan selalu menganggap dirinya paling benar. Padahal kalau menghormati ulama ya cukup minta maaf. Lha ini tidak, malah mencari pembenaran," kata Achmad Baidowi, Selasa (12/2/2019).
Baca: Puisi Fadli Zon Doa yang Ditukar Bagai Menepuk Air Di Dulang Terpercik Muka Sendiri
Menurut Achmad Baidowi, tidak sepantasnya Fadli Zon membuat kesalahan ucap seorang kiai menjadi sebuah puisi politik.
"Adat kami di kalangan santri tidak begitu. Yang ini malah kesalahan ucap seorang kiai sepuh pun dibuatin puisi politik," kata Achmad Baidowi.
"Apalagi Mbah Moen sudah menjelaskan bahwa karena faktor usia beliau ada yang terlupakan," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Fadli Zon sempat mengunggah puisi yang berjudul 'Doa yang Ditukar'.
Puisi itu ia unggah melalui akun Twitter miliknya, @fadliZon, Minggu (3/2/2019).