Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan hasil positif. Terlihat dari panen padi yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman di lahan rawa pasang surut di Desa Tambak Sarinah, Kecamatan Kurau, Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Dalam kunjungan kerja ini, Menteri Amran turut didampingi Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dan Bupati Tanah Laut, Sukamta. Sawah yang dipanen seluas 500 hektare dari 1200 hektare keseluruhan di Kecamatan Kurau. Dengan produksi 7 ton per hektar, varietas yang ditanam jenis Inpari 30, Inpari 32, Inpari 40. Di Kabupaten Tanah Laut sendiri terdapat lahan rawa seluas 30.000 hektare.
"Hari ini sungguh merupakan hari yang membahagiakan bagi kita semua khususnya bagi para petani. Tadi Saya panen jagung, sekarang panen padi di lahan rawa seluas 500 hektar di lokasi ini. Kita baru saja menyaksikan sebuah keberhasilan yang dilakukan petani kita dalam menerapkan usaha tani padi di lokasi Program Serasi," ujar Mentan Amran, Senin (25/2).
Mentan Amran berharap, di desa lain di Kecamatan Kurau ini, yang memiliki total luasan sawah 1.200 hektar, dapat segera melakukan panen sebagaimana di lokasi ini. Menurutnya, setelah melewati berbagai kajian dan perjuangan panjang tentang pemanfaatan lahan rawa selama tiga tahun, para petani kini telah berhasil memanen padi jenis unggul.
“Sebelum panen ini, kami teliti dulu bibit apa yang cocok untuk ditanam di lahan rawa. Akhirnya kami menemukan inpari 3 dan 2 yang cocok, dan inilah hasilnya,” ungkap Mentan Amran.
Dengan memetik hasil panen perdana lahan rawa, ia optimstis dapat mengembangkan potensi lahan rawa seluas 500 ribu hektare. Fokus penggarapan lahan, kata dia, akan tertuju di Kalimantan Selatan (200 ribu hektare), Sumatra Selatan (200 ribu hektare), Jambi (50 hektare), dan Bengkulu (50 hektare).
Kementan akan menggarap optimasi 200 ribu hektare lahan rawa dengan sebaran di empat kabupaten Kalsel yaitu Banjar, Barito Kuala, Tapin, dan Tanah Laut, mulai 2019. Mentan Amran menyatakan akan terus mengoptimalkan potensi pertanian rawa demi meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
"Kami terus tambah luas tanam sawah. Optimalisasi lahan rawa dari sekali tanam setahun, jadi dua kali tanam setahun, kemudian tiga kali tanam setahun. Ada potensi lahan rawa seluas 200 ribu hektare di Kalsel," ucap Mentan Amran.
Amran sendiri ingin mengoptimalkan lebih dulu 200 ribu hektare lahan rawa dari target 500 ribu hektare di Kalsel. Lahan ini akan dijadikan sebagai pusat pertanian rawa strategis dan modern di luar Jawa. Apabila sukses, ia optimistis tidak ada lagi paceklik beras ketika musim kemarau di Jawa karena kawasan luar Jawa masih panen padi.
Selain itu, Amran mengungkapkan optimasi lahan berpotensi menaikkan pendapatan petani sampai tiga kali karena tanam dan panen tiga kali setahun. Saat ini, ia melihat petani luar Jawa masih dominan tanam sekali dalam setahun.
"Mimpi besar kami, Kalsel jadi penopang pangan di luar Jawa. Kalau bisa tanam dua kali, kemudian tiga kali setahun artinya pendapatan petani naik tiga kali lipat," tambahnya.
Untuk mendorong optimasi lahan rawa di Kalsel, Amran akan segera mengirim lagi 50 unit excavator untuk menggarap 200 ribu hektare lahan. Kementan mencatat sudah mengirim 62 unit excavator. Selain excavator, Kementan siap mengirim ratusan traktor dan combine hafester ke petani sasaran program.
Amran ingin petani menjual dalam bentuk beras demi meraup margin lebih besar ketimbang menjual padi. Mekanisme pertanian akan mempercepat kerja petani dari 25 hari menjadi 3 hari ketika tanam.
"Jadi tanam, panen, sampai jadi beras semua pakai alat pertanian. Semua sudah mekanisasi pertanian, enggak perlu lagi capek tanan padi. Kalsel harus jadi rujukan dunia bidang pertanian rawa," sebutnya.