"Tak jarang kita temukan politisi yang menempatkan milenial sebatas ‘anak muda’. Satu hal penting terlewatkan bahwa sebagian besar ‘anak muda’ ini bukanlah pemilih pemula," katanya.
Milenial masih sering ditempatkan sebagai objek demokrasi elektoral, ketimbang memberikan ruang bagi mereka sebagai subjek. Generasi milenial nyatanya memahami dengan baik bahwa demokrasi bukanlah persaingan Pemilu semata.
Lantas bagaimana melenial memandang demokrasi di Indonesia saat ini? Apa yang membuatmu menilai kualitas demokrasi di Indonesia buruk?
Sebagai generasi yang sangat dekat dengan digitalisasi di berbagai bidang, terutama di bidang media, milenial tanpa disadari memahami adanya keuntungan perkembangan
teknologi terhadap demokrasi: keterbukaan informasi.
"Asymmetric information yang menjadi masalah utama sistem demokrasi cukup banyak telah digerus oleh adanya media sosial karena itu pula maka perdebatan programatik sesungguhnya lebih menarik bagi generasi ini," katanya.
Berkaitan dengan diskusi programatik, kedepannya Indonesia perlu fokus untuk meningkatkan kualitas SDM, dan milenial adalah subjek sekaligus objeknya.
Perlu pula dikembangkan interaksi dua arah dengan milenial agar fasilitas pengembangan skill bisa benar-benar menjawab kebutuhan baik itu dari pasar maupun dari minat dan bakat kaum muda sebagai subjek pembangunan," kata Deasy Sutedja, corporate communication manager IndoSterling.
"Negara perlu menyediakan fasilitas bagi kaum muda yang ingin menjadi wirausaha. Salah satunya dengan penyediaan kredit ringan untuk memulai usaha. Temuan menarik lainnya adalah adanya kesadaran untuk mengembangkan kemampuan berbahasa asing," katanya.
Untuk membahas tema dari ISF kelima ini pihaknya menghadirkan para pakar yang kompeten. Para pembicara dalam forum ini ada Edbert Gani
Suryahudaya dari Institute of Public Policy, Universitas Atma Jaya, Ainun Chonsum mewakili komunitas pengguna media sosial, Dody Rochadi sebagai managing director Keystone Advisory Indonesia, serta dipandu oleh Bagja Hidayat, redaktur senior Majalah Tempo.
“Seperti forum diskusi sebelumnya, kami berharap bahasan ini kelak bisa memberikan nilai manfaat kepada banyak pihak, terutama pemerintah maupun pelaku bisnis yang ada di negeri ini," kata Deasy.