News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2019

PSI Sebut Seruan Moral KWI Mencerahkan dan Layak Jadi Panduan

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bendahara Umum PSI Suci Mayangsari (tengah) bahas isu perempuan Indonesia berpolitik di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sangat mengapresiasi seruan moral bagi umat Katolik di Indonesia terkait Pemilu 2019 yang dikeluarkan Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

Hal itu diungkapkan Caleg DPR RI PSI dari Dapil Jawa Barat III (Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor), Suci Mayang Sari, dalam keterangan tertulisnya.

"Seruan tersebut amat mencerahkan dan bermanfaat sebagai panduan bagi umat Katolik dalam menghadapi Pemilu 2019," ujarnya, Sabtu (2/3/2019).

Pada seruan tersebut, KWI meyakini politik itu pada dasarnya baik karena merupakan sarana mewujudkan kesejahteraan bersama.

Politik dalam dirinya sendiri mengandung nilai-nilai luhur seperti pelayanan, pengabdian, pengorbanan, keadilan, kejujuran, ketulusan, solidaritas, kebebasan, dan tanggung jawab.

"Prinsip ini sejalan dengan nilai-nilai PSI. Kami berpolitik dipicu kesadaran bahwa politik adalah tugas mulia untuk mewujudkan kebahagiaan bagi semua orang, bukan demi pencapaian kekuasaan semata," kata dia.

Baca: Tercakar Warga, Tangan Kanan Jokowi Diplester

Bendahara Umum PSI itu menuturkan bahwa KWI menyatakan dunia politik harus diisi orang-orang yang mempunyai kapasitas, loyalitas, integritas, dan dedikasi tinggi dalam mengemban jabatan serta menggunakan kekuasaan.

"Di PSI, kami secara serius mengejar kualitas calon legislatif semacam itu dengan menggelar seleksi secara terbuka, dengan melibatkan para panelis independen, tidak ada lagi praktik 'beli kucing dalam karung' seperti yang terjadi di partai-partai lain," lanjut Mayang.

Menurutnya, seruan untuk tidak golput pun layak diapresiasi. Mayang menegaskan mustahil mendapat kandidat, presiden atau calon legislatif, yang tanpa cacat dan tanpa kekurangan.

Ia menilai ketika hak pilih tidak digunakan, sebenarnya semua pihak sedang memberi jalan bagi calon yang kekurangannya paling banyak untuk melenggang ke kekuasaan. Secara ekstrem, kata dia, golput membiarkan orang jahat berkuasa.

Hal yang harus disadari, tambah Mayang, kehidupan semua warga senantiasa terkait dengan politik. Mustahil mengelak dari politik.

"Karena itu, pastikan bahwa pengemban jabatan politik adalah mereka yang kompeten, punya integritas, dan berdedikasi tinggi seperti disampaikan KWI," imbuhnya.

KWI juga memaparkan sejumlah hal yang harus diperhatikan warga sebegai pemilih. Salah satunya, memilih kandidat yang berani menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi.

"Nah, dalam soal ini, para pemilih harus cermat. Banyak kandidat atau partai yang mengaku menjunjung toleransi. Pada kenyataannya mereka diam saat, misalnya, ada rumah ibadah yang ditutup dengan paksa. Berbeda dengan PSI yang konsisten, tak ada beda antara ucapan dan perbuatan," pungkas aktivis 98 ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini