News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wakil Ketua MPR Takjub Tingginya Antusiasme Warga Hadiri Sosialisasi 4 Pilar di Perbatasan

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua MPR RI, juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Evert Ernest Mangindaan di Desa Pakuure Dua, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Senin (4/3/2019).

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Wakil Ketua MPR RI Evert Ernest (EE) Mangindaan menyebut antusias luar biasa ditunjukan oleh warga Desa Pakuure Dua, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara ketika menghadiri sosialisasi 4 PIlar MPR RI.

Mangindaan awalnya hanya memprediksi peserta yang hadir hanya terbatas di angka 400 orang. Namun kenyataannya ada lebih dari 600 orang hadir padati lokasi sosialisasi di Balai Pertemuan Umum (BPU) Desa Pakuure Dua.

"Antusiasnya sangat besar, saya prediksi cuma 400 orang sudah paling banyak, tapi ini lebih dari 600," kata Mangindaan, di lokasi, Senin (4/3/2019) malam.

Baca: Politisi Senior Demokrat: AHY Punya Kemampuan Manajerial Tinggi

Bahkan lantaran kapasitas Balai Pertemuan tidak muat menampung, para peserta banyak yang menyaksikan paparan Mangindaan soal 4 Pilar MPR RI ini dari luar ruangan hingga ke jalan di depannya.

Menurut mantan Gubernur Sulawesi Utara itu, antusiasme yang diperlihatkan warga sore ini adalah cermin betapa menariknya bahasan soal 4 Pilar tersebut. Lantaran dianggap sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

"Jadi saya melihat bahwa materi yang kita berikan ini menarik perhatian dari masyarakat karena ini adalah jati diri bangsa, mereka ingin di ulang-ulang, di refresh terus antusias dari masyarakat setempat di sini," jelas dia.

Empat Pilar MPR RI sendiri pertama kali digagas oleh mantan Ketua MPR RI Alm. Taufiq Kiemas di tahun 2013 silam.

Isinya mencakup nilai-nilai Pancasila sebagai landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu berbangsa dan bernegara.

Kemudian, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, sebagai landasan konstitusional.

Lalu, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan kekayaan bangsa sekaligus modal persatuan.

Salah satu poin penting yang ditekankan Mangindaan dalam sosialisasi tersebut yakni dalam hal kesenjangan sosial, pengangguran dan kemiskinan. Tiga hal itu jadi poin penting menurutnya untuk ditangani.

Sebab kata dia, bila seseorang punya kesenjangan sosial, terlebih dirinya pengangguran dan dalam kondisi lapar, maka apapun informasi yang ia dapat akan sulit terserap.

Untuk itu tugas pemerintah ke depan harus lebih keras membuka lapangan pekerjaan, dan menciptakan iklim usaha yang baik. Sehingga kesempatan menjadi sejahtera bisa didapat.

Secara langsung dampak dari semua itu berpengaruh terhadap informasi yang bisa mereka terima dengan baik.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini