TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu, merespons sindiran Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie.
Dalam pidatonya, Grace Natalie menyebut partai nasionalis membiarkan maraknya peraturan daerah diskriminatif seperti perda-perda berbasis agama.
Masinton Pasaribu menganggap, sindirian Grace Natalie itu hanya mencari sensasi.
"Komentarin yang odong-odong gitu menurut saya tidak pas juga ya. Jadi, namanya juga lagi mencari sensasi," kata Masinton Pasaribu saat ditemui di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).
Anggota Komisi III DPR ini mengatakan, soal memperjuangkan nasionalisme, kebinekaan serta pluralisme, sudah dilakukan PDIP sejak dahulu.
Baca: PSI Dianggap Hanya Pemandu Sorak di TKN, Rian Ernest: Dianggap atau Tidak, Kami Tarung untuk Jokowi
Bahkan, kata Masinton Pasaribu, PDIP telah teruji sejak masa Orde Baru hingga sekarang dalam memperjuangan hal tersebut.
Ia lantas menyindir PSI layaknya mobil odong-odong yang mengajari mobil truk besar berkecepatan tinggi.
"Kita itu sudah diuji waktu dan sejarah. Jadi odong-odong jangan ngajarin truk juggernaut berlari melaju," ucap Masinton Pasaribu.
Meski begitu, ia menyebut pernyataan Grace Natalie tak mengganggu soliditas Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019.
"Enggak, enggak pernah kami anggap," ungkapnya.
Masinton Pasaribu bahkan menyebut masuknya PSI di koalisi Jokowi-Maruf Amin sebagai penghibur di pertandingan.
"Ya cuma dianggap cheerleaders aja," ucapnya.
Direktur Program TKN Jokowi-Maruf Amin Aria Bima, juga menanggapi pidato Grace Natalie menyinggung Partai Golkar dan PDIP.
"Ya PSI kan partai baru, itu gaya PSI. Tidak semua yang dikatakan PSI, cocok untuk TKN. Tidak semua hal yang disampaikan PSI itu bagian dari hal yang disampaikan TKN Jokowi-Maruf," jelas Aria Bima saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).