Menurutnya UMKM merupakan instrumen kecil yang tidak boleh dilupakan.
Di mana semua pelaku usaha baik yang besar dan tengah berasal dari UMKM.
"Tidak bisa dinaifkan, UMKM penting baik domestik maupun ekspor karena dari UMKN muncul pengusaha besar," kata politikus NasDem Eva Yuliana.
Caleg Dapil Jateng V yang meliputi Sukoharjo, Klaten, Boyolali, dan Solo itu mengatakan di Solo banyak variatif UMKM.
Terlebih banyak destinasi wisata di Solo sehingga mempermudah mengembangkan UMKM.
"Kami bisa lihat UMKM batik misalnya sangat banyak. Pemerintah sangat bagus turut aktif dalam acara-acara UMKM. Mempopulerkan UMKM. Kementerian perdagangan mengadakan ekspo setiap tahunnya," katanya.
Selain itu, di Solo dan beberapa indsutri kecil berhasil diekspor meski masih dalam batas kecil.
"Kenapa UMKM mengekspor secara mandiri? Karena dalam ekspor butuh pengiriman yang besar maka biaya produksinya ditekan," ucapnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), katanya, sangat memperhatikan UMKM karena berawal dari UMKM itu sendiri.
Menurut dia, Jokowi adalah pelaku, sehingga regulasi keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden persis apa yang dirasakan dan alami.
Besarnya perhatian pemerintah Jokowi terhadap UMKM dipuji mantan menteri perdagangan Rachmat Gobel dan mantan menteri perdagangan era Presiden SBY, Muhammad Luthfi.
Keduanya mengatakan, pembangunan infrastruktur dan berbagai program Jokowi, yakni dana desa, serta kredit usaha rakyat sukses memicu pertumbuhan UMKM.
Rachmat dan Luthfi senada mengutarakan, potensi ekspor usaha kecil menengah masih sangat besar.
Namun, salahsatu produk UKM yang masih bisa bertumbuh dengan agresif adalah di sektor makanan.
Diakui, produk-produk tradisional seperti kerajinan dan perhiasan, pertumbuhannya sudah mulai dua digit.
Namun, jika pemerintah ingin membawa lagi produk potensial lain ke mancanegara, baik Luthfi dan Rachmat Gobel menilai, sektor produk makanan bisa menjadi peluang besar.