Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, tidak mempermasalahkan sejumlah pihak yang protes penyelenggaraan Apel Kebangsaan Kita Merah Putih.
Bahkan dirinya mengundang seluruh warga untuk turut bergabung, apapun pilihan politiknya, bukan untuk mencaci tapi saling memuji.
Protes yang dilancarkan terkait penyelenggaraan Apel Kebangsaan Kita Merah Putih yang digelar di lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Minggu (17/3) itu menyinggung soal pendanaan yang mencapai Rp18 miliar dan kampanye terselubung salah satu capres.
Soal pendanaan, Ganjar Pranowo memastikan telah sesuai prosedur.
"Kami sangat transparan. Siapapun bisa melihat. Soal tidak sepakat dengan jumlah monggo. Tapi kami harus menghadirkan seluruh masyarakat di Jawa Tengah," kata Ganjar, Jumat (15/3).
Soal besar atau kecilnya anggaran kegiatan, menurut Ganjar itu relatif. Karena acara tersebut bakal dihadiri sampai 130.000 warga Jawa Tengah dari 35 kabupaten kota. Namun jika ada asumsi atau tuduhan dana penyelenggaraan itu dikorupsi, itu tidak benar.
"Kalau Anda tahu, (dana) itu untuk mereka semua. Target kita 100 ribu. Dihitung lagi ternyata 130 ribu. Yang lain asumsi, katanya mau dikorupsi. Kalau kami mau sembunyi sembunyi nggak kami bukak kok," tegas Ganjar.
"Makanya, semua orang bisa buka, itu hebatnya (transparansi) Jawa Tengah. Makanya kita buka untuk dikritisi. Soal tidak sepakat jumlah nggak apa-apa. Tapi kita bisa jelaskan," katanya.
Terkait tuduhan kampanye terselubung, Ganjar menegaskan bahwa kegiatan ini tidak ada motivasi politik praktis meskipun diselenggarakan menjelang pemilu, apalagi untuk dukung salah satu pasangan calon presiden.
Dia pun mengajak agar semua hadir, termasuk yang mengkritisi acara ini.
"Justru menjelang pemilu. Kami tidak mau Jawa Tengah dirobek-robek. Maka kita hadirkan semua orang. Makanya kalau ada orang marah-marah ini kampanye terselubung, lho yang mana (dukungan) capres tertentu. Maka kita undang semuanya," ujar Ganjar.
"Mereka yang belum punya hak pilih kita undang sehingga kita bisa menanamkan itu. Siapapun boleh datang, tapi kami berprinsip bertanggungjawab ini kerja kita bersama," katanya.
Ganjar menjelaskan terselenggaranya acara ini sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap banyaknya fitnah, hoaks maupun ujaran kebencian yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya di Jawa Tengah.
Yang membuat Ganjar makin gelisah, hal-hal negatif tersebut justru tersebar saat menjelang pemilu.