TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, keluarga Harina Hafizt, WNI korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, telah mengirimkan sampel DNA ke otoritas Addis Ababa, dalam rangka proses identifikasi.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan sample tersebut dikirim dari adik almarhumah dari Roma.
"Dapat kami sampaikan bahwa sample DNA dari WNI yang meninggal telah dikirim dari Roma, yang mengambil sample adik dari WNI tersebut," kata Arrmanatha saat konferensi pers di ruang Palapa, di Kantor Kemlu RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (19/3/2019).
Sejauh ini, Arrmanatha menerangkan, otoritas di Addis Ababa telah membentuk High Steering Committee untuk menangani kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines itu.
Komite tersebut dipimpin oleh Menteri Transportasi, dengan anggota Menlu, Menkeu, Menkes, Jaksa Agung, Komisaris Polisi Federal, Ethiopian Civil Aviation Authority dan Ethiopian Airlines.
Komite tersebut juga diketahui memiliki 6 sub komite yaitu Accident Investigation, Victim Identification and Family Support, Legal Issues, Accident Site, Communication and PR, Finance and Logistic.
Arrmanatha melanjutkan, proses identifikasi akan memakan waktu beberapa bulan.
Baca: Kerabat Jauh Prabowo Gunakan Kerudung Saat Membobol ATM
"Tentunya kita (pemerintah Indonesia) terus mendorong agar proses identifikasi segera dapat dilakukan," ujar dia.
Sementara itu, dari keterangan KBRI Addis Ababa disampaikan bahwa KBRI telah menerima sample DNA almarhumah Harina Hafitz, pada Jumat sore 15 Maret 2019 lalu.
Almarhumah Harina Hafitz merupakan WNI, yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines, ET 302 yang terjadi Minggu 10 Maret 2019.
Harina Hafitz sendiri telah bermukim dan tinggal di Roma Italia.
Ia merupakan sebagai staf PBB dalam World Food Programme.