TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi Masyarakat Anti Hoax (KAMAH) melaporkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jokowi-JK, Agum Gumelar, ke Bareskrim Polri, Selasa (19/3).
Ketua KAMAH, Iswan Abdullah, mengatakan Agum dilaporkan karena melontarkan pernyataan terkait penculikan aktivis tahun 1998 yang membuat kisruh masyarakat.
"Hari ini kami melaporkan ke Bareskrim Polri dengan pak Agum Gumelar sebagai warga negara Indonesia sekaligus sebagai pejabat selaku Watimpres. Maka dalam konteks itu, sepantasnya seorang pejabat harus bisa mendinginkan suasana dimana suhu politik negeri kita sedang panas-panasnya. Maka tidak boleh seorang pejabat negara melontarkan statement-statement yang membuat kekisruhan di masyarakat kita," ujar Iswan, di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2019).
Agum dinilai mengetahui perihal penculikan pada tahun 1998, namun KAMAH mempertanyakan mengapa yang bersangkutan tidak melaporkan ke Jokowi terkait hal tersebut sejak dulu.
Dengan kata lain, lanjutnya, tidak melakukan melakukan penindakan dan penyidikan kepada Prabowo Subianto.
"Ini kan ada sesuatu. Jangan-jangan saudara Agum Gumelar melakukan kebohongan dalam rangka mendelegitimasi pak Prabowo-Sandi sebagai capres-cawapres nomor urut 02," kata dia.
Menurutnya, statement Agum tergolong berbahaya karena membuat instabilitas di tanah air, terutama menyinggung pilihan dari para pendukung paslon nomor urut 02.
Baca: Jokowi Sebut Pembangunan MRT Fase II Dimulai Akhir Pekan Ini
Karenanya, Iswan melaporkan Agum Gumelar dan berharap kepolisian segera menindaklanjuti pernyataan yang bersangkutan, karena bermuatan politik serta mencemarkan nama baik Prabowo.
"Maka dalam konteks itu, kami Koalisi Masyarakat Anti Hoaks melaporkan saudara Agum ke Bareskrim agar dapat ditindak lanjuti terhadap pernyataan Agum, yang sarat muatan politik dalam menekan elektabilitas Prabowo, dan sarat dengan dugaan kebohongan, semata-mata hanya mencemarkan nama baik Prabowo," tukas Iswan.
Diketahui sebelumnya, beredar sebuah video di media sosial dengan pernyataan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jokowi-JK, Agum Gumelar terkait penculikan aktivis pada 1998 lalu. Dalam video tersebut, Agum, mengaku mengetahui dimana para aktivis itu dikubur usai dibunuh.