TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo cukup bersyukur dengan dirilisnya survei elektabilitas kandidat Pemilu 2019 oleh Litbang Kompas.
Jokowi berpendapat bahwa dengan dirilisnya hasil survei dengan hasil kurang baik bagi pihaknya, dapat menjadi pelecut bagi mesin politiknya menjadi lebih bekerja keras lagi.
"Justru kalau saya, hasil (survei) yang baik justru bisa melemahkan kita."
"Justru menjadikan kita ini tidak waspada."
"Tetapi kalau hasil survei yang tidak baik atau kecil, malah mendorong, memicu seluruh unsur, relawan, kader partai untuk bekerja lebih militan lagi," ujar Jokowi saat dijumpai di Kantor DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).
Baca: Survei Litbang Kompas, Ini Penjelasan Detail Cara Pengambilan 2.000 Responden yang Dipakai
Diketahui survei terbaru Litbang Kompas yang digelar 22 Februari-5 Maret 2019, menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen.
Sementara, elektabilitas Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Adapun 13,4 persen responden masih menjawab rahasia.
Menurut Litbang Kompas Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dalam survei ini turun dibandingkan survei Litbang Kompas di Oktober 2018 lalu.
Sebaliknya, elektabilitas Prabowo-Sandiaga naik dibandingkan survei lalu pada waktu yang sama.
Selisih elektabilitasnya saat ini semakin kecil menjadi 11,8 persen.
Jokowi tidak spesifik mengarahkan pernyataannya tersebut kepada Litbang Kompas.
Tapi, lebih kepada hasil survei sejumlah lembaga survei yang sudah dirilis ke publik.
" Survei kan banyak sekali. Ada berapa, mungkin lebih dari 10," ujar Jokowi.
Baca: Survei Litbang Kompas, Pengamat: Militansi Pendukung Jadi Kunci Naiknya Elektabilitas Prabowo-Sandi