Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengacara Nurullita, Muhammad Rizki, mengungkapkan, kliennya bakal dipertemukan dengan perusahaan yang memecatnya secara sepihak karena beda pandangan politik.
Hal tersebut dikatakannya usai Nurullita dan dirinya mengadu ke Kementerian Ketenagakerjaan.
"Nanti tanggal 2 April 2019, kami akan ke Kemenaker lagi, agendanya yaitu Bu Lita akan mediasi dengan perusahaan tempat Bu Lita bekerja," kata Rizki kepada Tribunnews, Kamis (21/3/2019).
Rizky mengaku belum mengetahui nanti mediasi seperti apa, dan apakah ada sanksi yang dikenakan kepada perusahaan tersebut atau tidak.
Baca: Sopir Bus Di Italia Sandera 51 Murid Sekolah dan Bakar Bus
"Sanksinya saya juga belum tahu apakah sanksi pidana kepasa perusahaan atau pemberian ganti rugi. Tapi yang jelas, kami berterima kasih karena Kemenaker memperhatikan hal ini dan kami diterima baik di sana," kata Rizky.
Seperti diketahui, Nurullita yang bekerja di sebuah perusahaan bongkar muat di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, dipecat sepihak oleh perusahaan karena berbeda pandangan politik.
Kronologi Pemecatan
Kronologi pemecatan sepihak yang dialami oleh Nurullita berawal dari kehadirannya di pidato kebangsaan Jokowi dalam acara Konvensi Rakyat di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada 24 Februari lalu.
"Hari Minggu tanggal 24 Februari saya mengunjungi di acaranya Bapak Jokowi dalam perjalanan itu saya sudah udah mulai di-bully," kata Nurullita.
Dia mengaku sempat meng-upload foto dan video terkait acara itu di media sosial.
Baca: Razia Parkir Liar di Jatinegara Barat, Pemilik Motor Kalang Kabut
Tindakan itu, kata Nurullita, menjadi bahan olok-olok rekan kerjanya di group WhatsApp.
Keesokan harinya, Nurullita langsung dipanggil dan diminta menandatangani surat pemberhentian.
Pimpinannya juga menyinggung soal sikap Nurullita yang menghadiri acara relawan Joko Widodo.
"Hari Senin itu juga saya langsung dipecat dan saya menandatangani surat pemecatan tersebut. 'Kamu memilih Jokowi tapi kamu mencari makan di sini, malu dong' itu kalimat terakhir dia (atasan)," ujar Nurullita menirukan ucapan atasannya.