TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Sebuah surat berkop Polres Jombang yang menyatakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bereinkarnasi di wilayah Jombang, beberapa waktu terakhir beredar di media sosial.
Surat ditujukan kepada Bupati Jombang, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Cabang Jombang, serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang.
Intinya, agar instansi-instansi mewaspadai fenomena tersebut.
Mantan aktivis HTI Jawa Timur, Ainur Rofiq al-Amin (Gus Rofiq), secara terus terang mendukung langkah Kapolres Jombang Fadli Widiyanto tersebut.
"Saya setuju sekali. Polisi harus tegas menyatakan reinkarnasi HTI ini berbahaya bagi keutuhan NKRI," kata Gus Rofiq yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang ini kepada Surya.co.id, Selasa (9/4/2019).
Baca: Berbedat Soal Pembubaran HTI, Aria Bima Pukul Meja hingga Minta Gamal Albinsaid Diam
Setelah dibubarkan, sambung Gus Rofiq, HTI bisa lebih berbahaya karena mereka menyusup ke mana-mana.
Mereka juga bereinkarnasi, misalnya seperti yang terdeteksi oleh polisi Jombang, dalam Komunitas Royatul Islam (Karim).
"Jumlah aktivis HTI yang bereinkarnasi ini saya perkirakan ratusan orang. Mereka menyebarkan gerakan radikalisme ke dalam lembaga-lembaga pendidikan. Karena tepat Polres mengeluarkan edaran kewaspadaan itu," tegas Gus Rofiq.
Baca: Ditanya soal HTI, Prabowo : Yang akan Mengubah Pancasila Berhadapan dengan Saya
Dalam surat yang ditandatangani Kapolres Jombang AKBP Fadli Widiyanto ini, memang disebut HTI bereinkarnasi dengan dengan baju baru.
Namanya Komunitas Royatul Islam, disingkat menjadi Karim.
Polisi mengendus komunitas ini setelah di media sosial beredar posting soal aktivitas Karim ini. Postingan aktivitas komunitas Karim ini muncul pada 12 Maret 2019 lalu.
Postingan tersebut diambil saat komunitas Karim ini mengadakan kajian di sebuah masjid Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Jombang pada 23 Februari lalu.
Polisi mencurigai komunitas Karim ini reinkarnasi dari HTI karena dalam aktivitasnya mereka membawa-bawa bendera tauhid mirip dengan yang dilakukan oleh HTI.
Baca: HNW Bantah Ada Bendera HTI saat Kampanye Rapat Umum Prabowo di Manado
Dalam surat itu juga antara lain disebut, sudah ada pergeseran sasaran dakwah mereka. Jika HTI dulu menyasar komunitas kampus, maka komunitas Karim menyasar siswa SMU dan komunitas anak muda lain yang haus heroisme keislaman dan khilafah.
Kapolres Jombang, AKBP Fadli Widiyanto belum bersedia mengomentari beredarnya surat yang ditandatanganinya tersebut. Alasannya, karena situasinya mendekati pemilu serentak 2019.
"Dan suratnya juga klasifikasi rahasia. Nanti dibahas usai pilpres saja. Biar situasinya adem dulu," kata kapolres yang dikenal dekat dengan awak media tersebut.