TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kota Magelang tengah melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
Sebagian besar sekolah menggunakan komputer. Ada juga sekolah yang menggunakan ponsel pintar (smartphone) Android untuk mengerjakan soal ujian.
Seperti SMK Muhammadiyah Kota Magelang yang menerapkan USBN dengan menggunakan ponsel pintar Android.
Sebanyak 143 siswa mengikuti ujian hari ini, Selasa (9/4/2019). Sebanyak 135 di antaranya telah menggunakan ponsel pintar Android untuk mengerjakan soal ujian.
Sementara, delapan anak lainnya menggunakan komputer di ruang laboratorium.
Kepala SMK Muhammadiyah Kota Magelang, Atiningsih mengatakan, USBN dengan model menggunakan Android ini baru pertama kali dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Kota Magelang.
Sistem ini dinilainya lebih mudah dan praktis. Selain itu, ujian model ini dapat menghemat biaya kertas dan mengurangi limbah atau sampah.
Ia menuturkan, ujian ini juga menjadi respon dari SMK Muhammadiyah Kota Magelang dalam menyambut Revolusi Industri 4.0.
Baca: Gigi Ompong Tak Halangi Gadis Cantik Berhijab Ini Tekuni Hobi Balap Liar Pakai Motor RX King
Anak-anak akan menyesuaikan dan tak lagi gagap dengan perkembangan teknologi informasi.
"Ini menjadi bentuk kesiapan kita menghadapi Revolusi Industri 4.0, ujian dengan memanfaatkan teknologi. Selain itu ujian tidak menggunakan kertas jadi mengurangi polusi sampah dan menghemat biaya. Kejujuran anak pun bisa dipantau karena kita menggunakan soal acak," tutur Atiningsih pada Tribunjogja.com, Selasa (9/4/2019).
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Nunik Listiyaningrum menambahkan, sekolah ini ada 6 jurusan.
Yakni, Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Bisnis Daring dan Pemasaran, Multimedia, Farmasi Klinis dan Komunitas, serta Teknis dan Bisnis Sepeda Motor.
Baca: Tertarik Kuliah di Sekolah Kedinasan? Pendaftaran Sudah Dibuka, Mulai dari STAN Sampai IPDN
Para peserta ujian pun menggunakan handphone android untuk ujian.
Siswa yang tidak memiliki ponsel pintar Android, difasilitasi dengan mengerjakan di ruang Laboratorium Komputer.
"Yang tidak memiliki kita fasilitasi untuk masuk di lab. Tadi ada sekitar 8 anak yang tidak memiliki," katanya.
Sementara itu, Guru Produktif Multimedia, Retno Putranti, menuturkan, ujian cukup mudah. Siswa cukup mengakses akses poin di ruang kelas masing-masing.
Setelah terkoneksi membuka aplikasi browsing Google Chrome. Mereka lalu menuliskan nomor IP server di search engine, tinggal memasukkan user name dan password.
USBN ini dilangsungkan sejak tanggal 29 Maret sampai 10 April 2019.
Untuk pelaksanaannya dibagi dua sesi. Sesi pertama pukul 07.30-09.30 WIB dan sesi kedua 10.00-12.00 WIB.
"Prosedurnya cukup mudah dan gampang dipahami siswa. Siswa langsung bisa membaca soal dan mengerjakannya. Jawaban pun dipilih menggunakan HP Android tersebut," kata dia.
Seorang siswa, Devita Indah Puspitasari, menyambut baik ujian berbasis Android ini.
Menurutnya, ujian ini cukup mudah dan sederhana. Para siswa pun tidak bisa berbuat curang karena soal satu dengan yang lain yang berlainan.
"Memang kejujuran benar-benar ditekankan saat ujian ini. Kita ga bisa contek-contekan karena soalnya acak," kata Devita.
Masih Gunakan Kertas
Pada umumnya Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) di Kota Magelang tak dilaksanakan dengan terkomputerisasi seperti halnya UNBK kemarin.
Ujian berlangsung dengan cara manual yakni sistem kertas, meski sekolah di Kota Magelang sendiri diklaim sudah siap.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Magelang, Sucahyo Wibowo, mengatakan, ujian masih menggunakan sistem kertas dan tak menggunakan komputer atau smartphone, karena berbagai pertimbangan.
SMA di Kota Magelang memilih menggunakan sistem kertas karena perlu adanya aplikasi, persiapan yang matang, keterbatasan waktu dalam penyusunan soal, serta mepetnya waktu pengiriman soal dari provinsi.
“Soal USBN itu sebanyak 20%-25% dari Provinsi dan soal dikirim cukup mepet, sehingga kita putuskan bersama agar memakai sistem manual atau kertas. Selain itu perlu persiapan matang dan perlu aplikasi," kata Sucahyo, Rabu (6/3/2019).
Meski begitu, dari 14 SMA/MA se-Kota Magelang, terdapat dua sekolah yakni MA Al Iman dan MAN Kota Magelang yang menggunakan USBN berbasis komputer.
"Di sana sudah lengkap sarana prasarananya, selain itu juga karena mereka sudah di bawah naungan Kementerian Agama," kata Sucahyo.
Jumlah peserta yang mengikuti USBN sendiri yakni 2.159 siswa dari 14 SMA/MA se- Kota Magelang, dengan rincian siswa IPA 1.027 anak, IPS 1.014 anak, Bahasa 48 anak.
Soal dibuat dua tipe berdasarkan kurikulum yang masih dipakai oleh sekolah, yakni kurikulum KTSP 2006 untuk 669 siswa dan Kurikulum 2013 untuk 1.490 siswa.
"Ada dua orang pengawas dalam satu ruang. USBN juga cukup ketat dalam pengawasannya dikarenakan agar anak juga terbiasa dalam persiapan UNBK," katanya.
Pelaksanaan USBN sendiri memasuki hari ketiga dengan mata pelajaran yang diujikan yakni Matematika (Umum) dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.