TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini Kamis, 11 April 2019 tepat dua tahun kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan tak kunjung terungkap.
Dalam rangka pengungkapan kasus Novel yang masih gulita, Wadah Pegawai KPK atau WP KPK sempat menyiapkan dua buah sepeda untuk siapa saja yang menyebut nama pelaku teror.
Namun hingga hari ini, dua unit sepeda yang sudah dipajang sejak Jumat, 27 Juli 2018 tak kunjung hilang dari depan Gedung Merah Putih KPK. Itu artinya, belum ada yang bisa membawa kasus Novel ke titik yang lebih terang.
"Sepeda ini akan terus ada di depan lobi KPK sampai pelakunya ditemukan," ujar Ketua WP KPK Yudi Purnomo di Gedung Merah KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (27/7/2018) silam.
Sepeda dari WP KPK merupakan sepeda BMX berkelir hitam. Sepeda ini khusus dibeli WP KPK di Pasar Manggarai bagi masyarakat yang bisa mengungkap kasus Novel.
Tidak hanya dari WP KPK, sebuah sepeda lainnya berwarna merah muda juga dipersembahkan oleh Madrasah Anti Korupsi bagi masyarakat yang bisa menyebut nama pelaku teror.
Sepeda dari Madrasah Anti Korupsi ini merupakan sepeda untuk anak perempuan. Dilengkapi dengan keranjang merah di depan dan bangku bergambar Barbie di belakang.
Kini, plastik-plastik pembungkus sadel kedua sepeda sudah tampak berdebu. Warnanya yang tadi bening telah terlihat kusam.
Hal yang tak sedap dipandang mata juga terlihat pada ban sepeda. Masing-masing ban pada sepeda sudah mengempis, tidak ada lagi angin terisi di dalamnya.
Baca: Pencoblosan Surat Suara Pemilu, Pemilih di Bireuen Butuh Waktu 3 hingga 8 Menit
Di belakang posisi sepeda, terdapat TV layar datar yang menunjukkan angka 720 hari 14 jam 06 menit 22 detik. Angka-angka itu merupakan penunjuk sejak bergulirnya kasus terhadap Novel. Tepat di bawah angka tersebut, terdapat tulisan menggunakan huruf kapital, 'SEJAK NOVEL BASWEDA DISERANG, SELAMAT ITU PULA POLISI GAGAL UNGKAP PELAKU'.
Teror terhadap Novel bermula ketika ia tengah berjalan pada Selasa, 11 April 2017 menuju rumahnya sesuai melaksanakan salat subuh di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akibat siraman air korosif itu, mata kiri penyidik senior KPK itu mengalami kerusakan hingga 95 persen. Mata kanannya juga mengalami kerusakan dan kini tidak lagi bisa melihat dengan sempurna.