TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilu 2019 semakin menghitung hari. Terhitung tinggal lima hari lagi penentuan siapa yang akan memimpin negara ini di lima tahun ke depan.
Di detik-detik terakhir ini, kabar bohong alias hoax tentang masing-masing pasangan capres pun semakin gencar berseliweran di media sosial dan di setiap pembicaraan masyarakat.
Hal inilah yang juga jadi konsern dari KH. Ahmad Shodri. Ulama berpengaruh di Jakarta ini meminta agar ajang kontestasi lima tahunan ini tak diwarnai dengan caci maki dan hoax.
"Beda pilihan silakan saja, tapi jangan caci maki, jangan bikin hoax," ujar Shodri saat silaturahmi Masyarakat Cinta Masjid (MCM) bersama 100 ulama se-Jakarta di Masjid Jami Shodri Asshiddiq, Jakarta Timur, Jumat (12/4/2019).
Ulama yang juga pimpinan Yayasan Al Wathoniyah Asshodriyah 9 ini juga meminta masyarakat untuk mampu menangkal hoax yang semakin bertebaran jelang 17 April.
"Iman dan akhlak dipertahankan. Jangan pakai emosi menghadapi pemilu. Nggak usah pecah antara kita," tandas Shodri yang didampingi pengurus MCM pusat.
Menanggapi kemungkinan merapatnya Ustadz Abdul Somad (UAS) ke kubu capres Prabowo-Sandi, Shodri melihatnya sebagai hal yang tak perlu dirisaukan, apalagi sampai menimbulkan kekhawatiran akan menggerus suara capres Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Kalau memang benar UAS merapat ke kubu 02 ya silakan saja. Yang penting tidak jadi saling menjelekkan kubu mana pun," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum MCM, Wishnu Dewanto menambahkan, dengan berkumpulnya para ulama ini diharapkan mampu menentramkan suasana jelang 17 April mendatang.
"Perkembangan Islam mendapat angin segar dari pemerintahan Jokowi. Hal itu membuat para ulama bersyukur. Dan rasa syukur ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa ini dan pemerintahan Jokowi," ucap Wishnu.