Meski dalam kondisi sakit, Niniek kerap memaksakan diri untuk menghadiri kegiatan-kegiatan di Lemhannas.
Sugeng menceritakan, Niniek adalah sosok yang menjadi panutan para anggota dan karyawan Lemhannas.
"Beliau sosok seorang ibu panutan kami. Beliau low profile, dekat dengan anggota, dalam keseharian juga ramah. Beliau mengenal setiap anggota satu per satu. Kemudian setiap kegiatan, walaupun dalam kondisi kurang sehat, beliau selalu menginginkan untuk bisa hadir," kata Sugeng.
Bahkan menurut Sugeng, sebelum Niniek berangkat ke Malang untuk menghadiri acara keluarga, Niniek masih menyempatkan hadir ke sebuah kegiatan International.
"Sebelum ke Malang itu malamnya beliau masih menghadiri International Night yang dihadiri oleh para peserta mancanegara. Beliau juga tidak berkenan pakai kursi roda walaupun dengan jalan perlahan," kata Sugeng.
Sugeng mengatakan, ia dan segenap anggota dan karyawan Lemhannas merasa sangat kehilangan sosok Niniek karena sosoknya yang dinilai bijaksana, mengayomi, dan kerap memberikan motivasi aik kepada Agus maupun para anggota dan karyawan Lemhannas.
"Di mata anggota Lemhannas beliau adalah sosok yang bijaksana, mengayomi, dan pendamping Bapak yang cukup memberikan dorongan kepada Bapak maupun kepada anggota. Kami merasa sangat kehilangan sekali dengan meninggalnya almarhumah," kata Sugeng.
Rencananya, Niniek akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta Selatan pada Senin (15/4/2019) sekira pukul 18.30 WIB.
Saat ini, jenazah Niniek masih disemayamkan di ruang Dwi Warna Purwa Gedung Lemhannas Jakarta Pusat sambil menunggu putri pertama Niniek dan Agus yang tengah dalam perjalanan dari Australia menuju Jakarta.
"Rencananya akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Sementara ini menunggu putri pertamanya yang kuliah di Australia, sore nanti tiba, baru dimakamkan di Tanah Kusir," kata Sugeng.