News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Tanggapi Kritik Gatot, Menhan Ryamizard Ryacudu: Sudahlah Gatot Nurmantyo!

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu saat acara Jumpa Awak Media bertajuk Netralitas TNI di sebuah restoran di Jakarta Pusat pada Senin (15/4/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menanggapi pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyinggung minimnya anggaran pertahanan saat mengahdiri dalam pidato kebangsaan Prabowo di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jumat, (12/4/2019).

Ryamizard mengatakan anggaran pertahanan telah mengalami kenaikan sejak masa Gatot menjadi Panglima TNI pada periode 2015 - 2017.

Ia menegaskan bahwa TNI adalah tentara rakyat untuk itu sudah sewajarnya jika TNI mendahulukan kepentingan rakyat.

Hal itu disampaikananya saat acara Jumpa Awak Media bertajuk "Netralitas TNI" di sebuah restoran di Jakarta Pusat pada Senin (15/4/2019).

"Sudahlah Gatot Nurmantyo, yang sudah, sudah. Dulu anggaran kita Rp 50 sampai Rp 60 (triliun). Sekarang sudah Rp 100 triliun lebih. Apalagi? Mau ngambil uang rakyat? Kita tentara rakyat. Rakyat dulu lah diutamakan. Masa' kita menomor sepuluhkan rakyat? Pokoknya rakyat terserah. Tidak benar. Bukan tentara rakyat itu," kata Ryamizard.

Baca: Gatot Nurmantyo Singgung Soal Anggaran TNI dan Polri saat Hadiri Pidato Kebangsaan Prabowo

Dia menjelaskan bahwa postur anggaran pertahanan dan alutsista TNI memang sudah sewajarnya disesuaikan dengan ancaman yang ada.

"Postur alutsista TNI disesuaikan dengan ancaman. Kalau beli alutsista tidak sesuai postur itu mubazir. Baik alat, kemampuan manusia, misalnya alat angkut laut, udara, zeni, kesehatan," kata Ryamizard.

Ia juga menjelaskan, saat ini ada tiga ancaman nyata yang paling menonjol yakni bencana alam, pemberontakan, dan terorisme.

"Ancaman nyata, bencana alam, teroris, wabah penyakit, cyber inteleijen, pencurian sumber daya alam, dan pemberontakan. Yang menonjol ada tiga teroris, pemberontakan, dan bencana alam," kata Ryamizard.

Sebelumnya, Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo mengkritik anggaran TNI dan pertahanan yang masih minim.

Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan fotonya yang terpasang di Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo (Kolase/Tribunnews.com/TribunSolo.com)

Baca: Fakta-fakta Kampanye Prabowo di Surabaya, Memanggil Gatot Nurmantyo hingga Nama Calon Menteri

Kritikan tersebut dilontarkan Gatot dalam pidato kebangsaan Prabowo di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jumat, (12/4/2019).

"APBNP TNI, Departemen Pertahanan, Mabes TNI, AD, AL dan AU. Jumlah personelnya lebih dari 455 ribu, ratusan alutsista, anggarannya hanya Rp 6 triliun," ujar Gatot.

Gatot mengaku sudah berupaya semaksimal mungkin meningkatkan anggaran TNI saat menjabat sebagai panglima, namun ia tidak berdaya.

Sementara di institusi lain yang jumlah personelnya tidak sampai 3 ribu orang, dan hanya memiliki senjata pendek, menurutnya mendapatkan anggarannya Rp 4 triliun. Bahkan apabila dibandingkan dengan kepolisian, anggaran TNI kalah jauh.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini