TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai jalannya Pemilu 2019 sedikit terjadi kecurangan semisal politik uang atau pelanggaran lainnya.
Ia mengatakan kini masyarakat makin sadar dan cerdas untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merusak kualitas demokrasi di Indonesia.
"Makin banyak orang yang sadar untuk menggunakan proses pemilu ini dengan baik, mereka tak lagi teriming-imingi dengan politik uang," katanya ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2019).
Atas alasan itu, Ray menilai perlu mengevaluasi struktur Bawaslu yang dinilainya terlalu besar bila dibandingkan dengan jalannya proses pemilu.
"Dengan makin profesionalnya pemilu kita, makin sadarnya masyarakat tidak melakukan kejahatan pemilu dan pelanggaran pemilu tentu tujuannya supaya mengefisiensi kembali belanja negara," sebutnya.
Baca: Gagal di Pemilu, Caleg Ini Hampir Nekat Jual Ginjalnya Karena Utang Dana Kampanye hingga Rp 500 Juta
Terlebih, kata Ray, anggaran Bawaslu yang cukup tinggi tak sebanding dengan kinerjanya yang hanya merilis 20an temuan politik uang.
Untuk itu, ia meminta untuk mengevaluasi kinerja dari Bawaslu.
"Sekarang cost di Bawaslu itu mencapai hampir Rp 10 triliun, 8 koma sekian, persisnya saya lupa padahal hasilnya seperti kemarin hanya merilis 25 temuan atau 29 terkait dengan politik uang. Menurut saya itu kecil sekali seluruh Indonesia kalau cuma sekadar DKI Jakarta sih it's oke," tuturnya.
"Enam bulan pelaksanaan pemilu hanya politik uang yang ditemukan 29 kasus, kalau dalam satu daerah sih menurut saya masih logis," pungkasnya.