TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KawalPemilu menemukan sejumlah masalah dalam mengawal penghitungan suara Pemilu 2019.
Ada upaya perusakan data hasil pemilu 2019.
Seperti dikutip twitter @KawalPemilu2019, Sabtu (20/4/2019), pihaknya melakukan rekonsiliasi mendadak setelah menemukan sejumlah kejanggalan berdasarkan laporan dari para moderator.
Temuan KawalPemilu, banyak data C1 atau form hasil penghitungan suara di TPS yang diunggah ke situs KawalPemilu, terindikasi palsu.
Ciri-ciri C1 palsu, yakni tidak ada hologram dan terjadi penggelembungan jumlah suara yang melampaui jumlah pemilih di TPS tersebut.
Baca: Temukan 1.200 Dugaan Kecurangan Pilpres 2019, BPN Prabowo-Sandiaga Sudah Lapor ke Bawaslu
Selain itu, ada indikasi upaya perusakan data di situs KawalPemilu dengan cara mengunggah foto C1 yang sama hingga 200 foto.
Selain itu, mengunggah foto-foto non C1 dengan jumlah yang lumayan banyak.
Dampaknya pada proses perhitungan real count, yakni Tim Moderator menjadi kesulitan memproses secara efektif karena banyaknya foto-foto non C1 serta C1 terindikasi palsu.
"Apabila tim moderator kewalahan dengan derasnya data yang tidak relevan ini, tentunya proses digitize terhambat," tulis admid twitter @KawalPemilu2019.
Ketika proses digitize terhambat, barisan admin verifikasi (di atas moderator) tentunya juga menjadi terhambat dalam verifikasi datanya.
Dampaknya, pemrosesan C1 dari seluruh TPS Indonesia menjadi melambat juga.
KawalPemilu mengimbau semua simpatisan dan tim pendukung kedua kandidat capres-cawapres untuk membantu tim relawan KawalPemilu secara jujur dan berintegritas.
"Ingatlah, apabila kalian berupaya mengacaukan perhitungan real count KP, KITA SEMUA RUGI," tulis admin.
Baca: Dituding Membeberkan Data Bohong dalam Pilpres 2019, SMRC: Kami Bukan Alat untuk Menutupi Kecurangan
Menyikapi tersebut, Tim Admin dan Pengawasan KawalPemilu akan lebih tegas memonitor akun-akun Facebook yang terindikasi berupaya melakukan perusakan atau mengacaukan proses perhitungan real count KawalPemilu2019
"Kami akan melakukan "BAN" bagi yang tetap bersikukuh," tulis admin.
Selain itu, tim moderator diminta lebih teliti melakukan moderasi dengan memperhatikan keaslian formulir C1, jumlah suara dengan data jumlah pemilih sesuai aturan KPU.
"Kami melakukan monitor dan verifikasi selalu, tidak ada data mentah yang tidak diproses dan diteliti. Ini sudah biasa kami lakukan, 5 tahun yang lalu dan tahun ini. Sistem IT kami sgt kuat :) , partisipasi terbuka demokrasi memang ada downside selalu :) - sudah diantisipasi," tulis admin.
"Mari kita Kawal bersama dengan JUJUR dan BERINTEGRITAS. Terima kasih," pungkasnya.
Kawal Pemilu adalah proyek urun daya (crowdsourcing) netizen pro data Indonesia yang didirikan tahun 2014 untuk menjaga suara rakyat di Pemilu melalui penggunaan teknologi untuk melakukan real count secara cepat dan akurat.
Pada Pemilu 2014, perbedaan suara KawalPemilu dengan hasil rekapitulasi KPU, yaitu 0,14 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerja KawalPemilu Diganggu, Dikirimi C1 Palsu hingga Upaya Perusakan Data"