Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senin (22/4/2019) petang, akses Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, tepat di depan Kantor KPU RI sedikit tersendat lantaran ada ratusan massa tengah melangsungkan aksinya.
Massa yang tergabung dalam gerakan "Kembali Menjadi Indonesia" ini memulai aksi pada pukul 17.00 WIB dengan membawa satu unit mobil komando.
Baca: Sandiaga Uno Diisukan Kembali Jadi Wagub DKI Tuai Polemik, Apa Kata Mereka?
Masing-masing dari mereka juga menggenggam beberapa tangkai bunga mawar.
Tangkai-tangkai bunga mawar itu beberapa dibagikan kepada para pengendara yang lewat di ruas Jalan Imam Bonjol.
Selain itu mereka juga menggelar sebuah spanduk polos warna putih bertuliskan "Kembali Menjadi Indonesia #TerimaKasihKPU".
Di atas spanduk itu, mereka membubuhkan tandatangannya sebagai bentuk dukungan kepada KPU RI dalam menjalankan tugas menyukseskan gelaran Pemilu di Indonesia.
Turut hadir mengikuti aksi, diantaranya Politisi PSI Rian Ernest, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto, Politisi Partai Golkar Rizal Mallarangeng, penyanyi senior Iwa K, Artis Asti Ananta, dan 50 tokoh lainnya.
Dalam orasinya, Sunanto selaku Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah menyerukan bahwa siapapun yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk lima tahun ke depan harus diakui bahwa mereka adalah pemimpin yang diamanatkan rakyat.
Segenap lapisan masyarakat harus menghormati keputusan KPU RI.
"Kami besama-sama anak bangsa membangun Indonesia. Tidak ada lagi kelompok-kelompok. Yang terpilih adalah pemimpin kita semua," ujar pria yang akrab disapa Cak Nanto, di lokasi, Senin (22/4/2019) petang.
Di tengah-tengah aksi, Komisioner KPU RI Ilham Saputra keluar dari pagar hitam Gedung KPU RI untuk menemui massa aksi.
Ilham kemudian naik ke atas mobil komando. Dia diberi hadiah sebuah buket bunga oleh seorang wanita perwakilan massa.
Dengan senyum hangat dan wajah sumringah, Ilham menerima buket bunga itu.
Menurut Politikus PSI Rian Ernest, makna pemberian mawar ke salah satu Komisioner KPU itu adalah simbol gerakan damai.
Sebab mereka percaya akan kinerja KPU selama ini.
"Mawar ini kan dari zaman dulu, ini simbol gerakan damai kan pake mawar. Ini sangat organik dan dadakan. Penggiat seni, penggiat pendidikan, penggiat toleransi, NU, banser, ini adalah unsur masyarakatnya aja," ujar Rian.
Sementara tandatangan petisi di atas spanduk warna putih dimaknai sebagai dukungan kepada KPU bahwa mereka tidak sendirian.
Karena Rian sadar KPU tengah dalam situasi yang terhimpit kiri dan kanannya..
Baca: Gatot Nurmantyo Temui Prabowo di Kertanegara
"Untuk memberikan pernyataan dukungan supaya KPU nggak merasa sendirian. Kami sadar KPU dihimpit kiri-kanan. Kami ingin memberikan secercah semangat dan dukungan," pungkasnya.
Demo berakhir pada pukul 18.00 WIB. Massa bubar secara tertib dan tidak ada kericuhan atau hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Beragam Karangan Bunga di KPU
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, mendapatkan beberapa kiriman karangan bunga dari beberapa pihak.
Karangan bunga tersebut rata-rata bernada apresiasi karena sudah berhasil menyelenggarakan Pemilu serentak tahun 2019.
Baca: Karangan Bunga untuk Jokowi-Maruf Penuhi Pagar Istana
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, Jumat (19/4/2019) terdapat beberapa karangan bunga yang diletakkan di dekat pagar pintu masuk kantor KPU.
Mereka dijajarkan ditembok luar sejak pagi hari ini.
Rata-rata karangan bunga tersebut dikirim oleh pendukung pendukung capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin.
Ucapan yang dilontarkan oleh karangan bunga tersebut juga rata-rata dengan kalimat yang unik.
Ada karangan bunga yang berwarna pink serta bertuliskan “Kakak KPU Aku Padamu, 001 Girls mencintaimu”.
Ada pula ucapan #PERCAYAKPU dari Silent Majority Yang Happy Bisa Nyoblos utk Pertama Kali.
Lalu karangan bunga yang dikirimkan oleh Alumni Al Azhar untuk Jokowi yang disingkat (AAUJO) memberikan ucapan dukungan.
Baca: Hasto : Pemilu Itu Merebut Kepercayaan Rakyat, Bukan Banyak-Banyakan Karangan Bunga
“Alumni Al Azhar untuk Jokowi (AAUJO) mendukung KPU untuk tetap semangat. Kami yang ogah minum obat halusinasi karena merasa waras,” tulis karangan bunga itu.
Hingga saat ini karangan bunga masih terus berdatangan ke kantor KPU.