TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (24/4/2019).
Pertemuan dilakukan dalam bincang-bincang setelah pelantikan Murad Ismail dan Barnabas Orno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku di Istana Negara Jakarta.
Dalam bincang-bincang itu, ada pula Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
Baca: Jokowi Terlihat Akrab dengan Zulkifli Hasan Saat di Istana, PAN Buka Peluang Reposisi Koalisi
Terkait pertemuan itu, muncul spekulasi adanya koalisi antara PAN dengan Koalisi Indonesia Kerja.
Berikut rangkuman dan tanggapan pertemuan Zulkifli Hasan dengan Jokowi sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari Kompas.com, Kamis (25/4/2019):
1. Keluhkan Durasi Pemilu 2019
Zulkifli Hasan mengaku, sempat mengeluhkan durasi pemilu 2019 yang terlalu lama kepada Presiden Joko Widodo.
"Ya kalau silaturahmi kan pasti banyak yang kita bicarakan, soal pemilu terlalu lama sampai 8 bulan, habis energi," kata Zulkifli kepada wartawan usai pelantikan.
Zulkifli mengusulkan ada revisi UU Pemilu agar proses pesta demokrasi kedepannya bisa berlangsung dalam waktu singkat.
Dengan begitu, pembelahan yang terjadi di publik juga tidak berlangsung terlalu lama.
"Kita bilang pemilu ini terlalu lama, menghabiskan energi, nanti harus merubah undang-undangnya agar pemilu itu ya sebulan setengah. Masa berantem disuruh undang-undang sampai 8 bulan," kata dia.
2. Tidak Bahas Koalisi
Dalam perbincangan dengan Jokowi, Zulkifli mengaku tidak menyinggung soal rencana rekonsiliasi kedua kubu pasca pemungutan suara.
Baca: Respons Elite PKS Sikapi Keakraban Zulkifli Hasan dengan Jokowi di Istana Negara
Namun, Zulkifli mendukung pertemuan antara Jokowi sebagai capres petahana dengan rivalnya Prabowo Subianto.