Dia menilai, Jokowi dan Zulhas ingin menunjukkan silaturahmi dan persaudaraan serta persatuan tetap harus jadi utama bagi semua anak bangsa, pasca-Pilpres 2019.
"Konsiliasi nasional hendak ditunjukkan oleh kedua elit politik nasional tersebut. Kendati Zulhas bukan tokoh yang berkontestasi langsung secara nasional, tapi setidaknya pertemuan tersebut menunjukkan hal positif bagi konsiliasi nasional pasca Pilpres 2019," jelasnya.
Dalam pilpres lalu, PAN berada di koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga.
Selain itu dia menjelaskan, negara ini adalah negara besar yang sudah seharusnya dikelola oleh orang-orang besar dengan pikiran-pikiran besar pula.
Menurut dia, Jokowi dan Zulhas memperlihatkan pikiran-pikiran besar itu.
"Salah satu ciri pikiran besar dari para negarawan adalah persaingan politik berakhir ketika kontestasi itu berakhir — bukan justru dibesar-besarkan," tegasnya.
Bukan itu saja, imbuh dia, keakraban adalah ciri dari karakter bangsa Indonesia. Dan itu yang beberapa tahun terakhir ini seakan-akan hilang.
"Tapi dengan pertemuan Jokowi-Zulhas karakter yang hilang tadi kembali muncul sebagai local wisdom warga bangsa ini," jelasnya.
Sementara itu, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti, mengungkap dua makna pasca-pertemuan Jokowi dengan Zulkifli Hasan.
"Isarat bahwa PAN tetap menjaga hubungan baik dengan Jokowi. Tentu dalam kapasitas beliau sebagai presiden sampai Oktober nanti. Sekalipun dalam pemilu kemarin PAN tidak menjadi bagian dari koalisi Jokowi, tapi silaturrahmi politik seperti ini harus tetap dilakukan guna lebih mendinginkan suasana," ungkap Ray, Jumat (26/4/2019).
Selain itu, isarat bahwa PAN tidak terlibat serta dalam arus isu people power yang disebabkan adanya dugaan kecurangan pemilu.
Ray memprediksi PAN mulai melihat persaingan pemilu telah selesai pada tanggal 17 April yang lalu.
"Soal hasil diserahkan kepada KPU untuk dihitung dengan seksama. Tentu saja tanpa menafikan akan kemungkinan terjadinya kecurangan di sana sini," kata dia.
"Apa implikasi dari pertemuan ini? Ke luar koalisi adil dan makmur, pertemuan ini menyejukkan. Sekalipun ada pernyataan yang menyebut kemungkinan PAN akan gabung ke koalisi Jokowi, rasanya hal itu masih jauh dari penjajakan," kata Ray lagi.
Ke dalam, menurutnya, tentu akan berdampak pada semangat untuk menggugat hasil pemilu.
Akan sulit bagi BPN melakukan gugatan hasil pemilu jika salah satu partai dalam koalisi justru memberi isyarat bahwa pemilu tidak memiliki persoalan besar.
Baca: Zulkifli Bertemu Jokowi, PAN Tegaskan Tak Berpindah Koalisi, Tetap di 02
Ray mengatakan kampanye pemilu curang yang dikampanyekan dalam beberapa Minggu ini seperti kehilangan gregetnya saat salah satu partai justru mulai memperlihatkan sikap menerima prosesnya.
"Saat yang sama, PKS juga terlihat tidak terlalu menonjol dalam hal menggugat hasil pemilu. Lalu dengan perkembangan situasi ini, nasib people power nampaknya akan berat terjadi. Sebab, bagaimanapun no people no power," Ray menegaskan. (Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau/Dennis Destryawan/Taufik Ismail)