News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Membangun Budaya Sadar Bencana, BMKG Gelar Simulasi Gempabumi Kuat

Editor: FX Ismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah 513 pegawai Badan Meteorologi, Klimatologi dan, Geofisika (BMKG) Pusat yang terdiri dari 185 pegawai wanita dan 328 pegawai pria berlatih evakuasi mandiri dengan skenario Simulasi Gempabumi Kuat untuk Gedung Bertingkat, pada Jumat (26/4/2019) di Kantor BMKG Pusat, Jakarta Pusat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah 513 pegawai Badan Meteorologi, Klimatologi dan, Geofisika (BMKG) Pusat yang terdiri dari 185 pegawai wanita dan 328 pegawai pria berlatih evakuasi mandiri dengan skenario Simulasi Gempabumi Kuat untuk Gedung Bertingkat, pada Jumat (26/4/2019) di Kantor BMKG Pusat, Jakarta Pusat. Selain untuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana setiap tanggal 26 April, kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih seluruh pegawai BMKG agar memiliki ketrampilan menyelamatkan diri dan melakukan evakuasi apabila terjadi gempabumi kuat.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, “Kegiatan tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh pegawai BMKG Pusat di Jakarta, akan tetapi diikuti juga secara serentak oleh seluruh Balai Wilayah dan UPT BMKG yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia pada jam 8.30 waktu setempat. Setidaknya ada 223 UPT BMKG dan 5 Balai Wilayah BMKG yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan simulasi evakuasi mandiri tersebut”, jelas Rahmat.

Skenario gempa yang digunakan BMKG Pusat adalah gempa magnitudo M8,7 di Selatan Jawa yang dampaknya terasa hingga Jakarta dengan skala intensitas VI MMI. Sedangkan UPT dan Balai Wilayah BMKG di daerah menggunakan skenario sumber gempa yang dekat dengan lokasi masing-masing, dan kekuatan gempa (magnitudo) yang disesuaikan dengan sejarah kegempaan di wilayahnya.

Selanjutnya, Rahmat Triyono memaparkan, “Dengan skala intensitas tersebut sangat mungkin BMKG Pusat mengalami guncangan yang sangat kuat sehingga mengakibatkan gangguan operasional Sistem Peringatan Dini Tsunami (InaTEWS) yang berada di Jakarta. Oleh karena itu latihan tersebut juga dilaksanakan untuk menguji sistem Back Up InaTEWS yang berada di Bali, serta Standar Operasional Prosedut (SOP) peralihan operasional InaTEWS ketika sistem pusat mengalami gangguan”, papar Rahmat.

Rahmat Triyono juga menambahkan bahwa BMKG secara rutin selalu berpartisipasi dalam kampanye sadar bencana melalui peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana. “Simulasi gempabumi kuat tidak hanya melatih pegawai BMKG untuk dapat melakukan evakuasi dengan baik, lebih jauh latihan ini untuk menguji sistem peringatan dini agar selalu siap menghadapi kemungkinan buruk saat terjadi bencana”, tutup Rahmat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini