TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur SPIN Indonesia, Igor Dirgantara mengatakan calon legislatif kalangan perempuan harus mengambil peran untuk tampil aktif di tingkat daerah. Menurut dia, calon legislatif tingkat nasional lebih didominasi oleh kaum laki-laki.
“Jika caleg pria lebih mendominasi di level nasional, maka fokus caleg perempuan sebaiknya konsentrasi di level lokal (daerah),” kata Igor, Selasa (30/4/2019).
Ia menjelaskan jumlah pemilih perempuan di pemilu legislatif 2019 lebih banyak dari laki-laki, tapi tidak signifikan bagi kemenangan calon legislatif perempuan. Padahal, jumlah pemilih perempuan 96,6 juta diatas pemilih laki-laki sebesar 96,3 juta orang.
Baca: Sempat Dirawat di Rumah Sakit, Petugas KPPS di Pulo Gebang Meninggal Dunia
Baca: Adik Curiga Kakak Lama di Dalam Kamar Mandi, Ternyata Sudah Terkapar Bersimbah Darah
Baca: Akankah Mulan Jameela Lolos ke Parlemen? Ini Perolehan Suaranya di Garut
“Di Pemilu 2019, ada 3.371 orang caleg perempuan dan 5.029 caleg laki-laki. Caleg perempuan hanya 40 persen dari total jumlah caleg sebanyak 8.400 orang, dimana tiap caleg memperebutkan suara untuk memenangkan satu dari 575 kursi DPR,” ujarnya.
Namun, kata Igor, jumlah perempuan di DPR dari waktu ke waktu juga tidak representatif bahkan tidak pernah mencapai angka 30 persen. Tahun 2014, hanya menghasilkan anggota legislatif perempuan sejumlah 97 orang (17,32 persen) dari total anggota 560 orang di DPR.
Padahal, kata dia, dari segi jumlah penduduk saja demografi perempuan mencapai lebih dari 50 persen penduduk Indonesia. Mereka memerlukan suara mewakili kepentingan perempuan dalam pengambilan kebijakan nasional atau daerah yang berdampak pada kehidupan perempuan, seperti kesehatan dan pendidikan.
“Oleh karena itu, harus terus dilakukan upaya yang masif, terstruktur dan sistematis menambah jumlah perempuan dalam daftar caleg demi peningkatan partisipasi politik perempuan,” katanya.
Sementara Politisi Partai Gerindra, Novita Dewi mengaku bersyukur karena perempuan sudah memiliki perhatian yang besar terhadap politik. Namun, Novita menyayangkan belum banyak perempuan yang terpilih dalam pemilu 2019.
“Kuota 30 persen hanya untuk menjadi calon legislatif oleh partai, bukan keterpilihan. Hal ini karena start dalam politik perempuan tertinggal dari laki-laki. Oleh karena itu, perempuan yang tampil diajang politik harus memiliki effort yang lebih besar agar dapat mengejar ketertinggalan,” katanya.
Kemudian, Novita mengatakan akan memastikan terjadinya penguatan ekonomi keluarga apabila masuk menjadi Anggota DPRD Provinsi Jakarta periode 2019-2024. Karena, apabila ada masalah ekonomi maka perempuan yang paling merasakan dampaknya.
“Selanjutnya, memastikan kesejahteraan itu dilakukan dengan membuka dan menciptakan lapangan kerja bagi perempuan melalui kewirausahaan serta memastikan harga-harga bahan pokok terjangkau,” tandasnya.