TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki bulan Ramadhan tahun ini, elite politik diminta meredakan situasi pasca pelaksanaan Pemilu 2019. Tak lupa, para ulama juga diminta kembali menjalin tali silaturahmi umat yang banyak terpecah.
"Jadikan bulan Ramadhan yang mulia dan penuh berkah ini sebagai momentum memperkuat tali silaturahim dan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah antar ulama dan umaro serta warga bangsa demi persatuan dan kesatuan NKRI berdasarkam Pancasila dan UUD 45," kata Ketua Umum Masyarakat Cinta Masjid (MCM), Wishnu Dewanto di sela-sela 'Musyawarah Alim Ulama Cinta Damai Indonesia' di Jakarta, Minggu (5/5/2019).
MCM juga terus menyerukan kepada masyarakat untuk menunggu dan tetap percaya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait hasil akhir penghitungan suara yang akan diumumkan pada 22 Mei mendatang.
"Kita harus menunggu secara baik, menunggu 17 Ramadhan pada 22 Mei itu merupakan hari yang baik untuk kita menghormati KPU yang telah disepakati oleh konstitusi, dan meminta masyarakat untuk tidak mau diajak kepada cara-cara yang berlawanan dengan konstitusi negara," jelasnya.
MCM juga menolak upaya politisasi dan penyalahgunaan arti Ijtima Ulama untuk kepentingan politik praktis yang berpotensi dapat memecah belah ukhuwah islamiyah dan persatuan bangsa, serta membangun upaya-upaya yang inkonstitusional terhadap ideologi Pancasila dan UUD 1945.
“Kami menolak rekomendasi dan desakan Ijtima Ulama yang mengarah pada kepentingan politik praktis,” tegas Wishnu yang didampingi KH Ahmad Shodri, para ulama dan pengurus MCM.