News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mahfud Berceramah Filsafat Puasa Imam Al Ghozali Dalam Taraweh Bersama Gubernur dan Masyarakat Aceh

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahfud MD (tengah batik kemerahan) bersama Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan tokoh-tokoh Aceh Musthafa Abu Bakar, Adnan Ganto, Syahzen Nurdin.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dihadiri oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan sekitar 400 orang masyarakat Aceh di Jakarta Rabu (9/5/2019) malam mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD hadir pada acara berbuka puasa dan salat taraweh bersama di Gedung Bulog, Jl. Gatot Subroto Jakarta.

Hadir pula beberapa tokoh masyarakat Aceh di Jakarta seperti bankir dan penasehat ahli menteri pertahanan Adnan Ganto, mantan menteri BUMN dan Kabulog Musthafa Abu Bakar, mantan dubes RI di Baghdad Syahzen Nurdin, anggota DPR-RI Nasir Jamil, mantan Wakil Ketua MPR Farchan Hamid, dan lain-lain.

Acara tersebut diselenggarakan oleh pengurus Pusat Taman Iskandar Muda, sebuah organisasi masyarakat Aceh yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mahfud MD yang didapuk memberi tausiyah mengajak kaum muslimin melakukan ibadah khusus paling khusus seperti yang diajarkan oleh Imam Alghozali.

Mengutip Alghozali, Mahfud mengatakan bahwa rusaknya rakyat disebabkan oleh rusaknya pemerintah, rusaknya pemerintah disebabkan oleh rusaknya ulama atau intelektual, dan rusaknya ulama atau intelektual disebabkan kecintaan terhadap harta dan kedudukan.

Untuk mengatasi kerusakan yang mungkin sedang menggerogoti negeri kita Mahfud MD yang juga Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan itu mengajak para pemimpin, ulama dan cendekiawan serta rakyat melakukan puasa khusus alal khusus.

“Mari kita selalu fokus dan sadar untuk berdzikir kepada Allah,” pinta Mahfud MD.

Dalam kesempatan itu juga Mahfud MD menjelaskan istilah "garis keras" yang pernah menjadi kontroversi.

Garis keras, kata Mahfud, bermakna positif yakni sikap yang tak mudah digoyahkan untuk memegang prinsip atau sikap yang tak mudah memkompromikan sesuatu yang dianggapnya tidak cocok.

“Dalam definisi ilmiahnya secara internasional garis keras adalah 'an adjective describing stance on an issue that is inflexible and not subject to compromise', itu artinya. Jadi bukan radikal atau ekstrim tetapi kokoh pada pilihannya, tak mudah kompromi. Bagus, kan?” ungkap Mahfud MD lagi.

Seperi diketahui beberapa waktu yang lalu pernyataan Mahfud MD menimbulkan kontroversi ketika menyatakan bahwa Jokowi kalah dalam Pilpres 2019 ini di beberapa daerah garis keras sehingga perlu ada pendekatan yang lebih khas dalam memperkuat kebersamaan membangun negara.

Tetapi kontroversi itu selesai setelah Mahfud menjelaskan konsep ilmiah tentang term ilmu politik tersebut.

Gubenur Aceh Nova Iriansyah dalam sambutannya mengatakan bahwa di Aceh tidak ada reaksi negatif atas pernyataan Mahfud MD tersebut.

"Pernyataan Prof. Mahfud itu biasa saja, clear and clean,” katanya yang disambut tawa renyah para jamaah.

Mahfud MD sendiri dapat dikatakan hadir secara rutin sejak tahun 2000 dalam acara berbuka puasa dan taraweh bersama masyarakat Aceh.

“Sejak saya jadi Menhan tahun 2000 dulu saya selalu diundang oleh sahabat saya Pak Adnan Ganto untuk kumpul-kumpul dengan masyarakat Aceh baik di Jakarta maupun berkunjung ke Aceh", kata Mahfud.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini