TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa penyiaran berita bohong yang menyebabkan keonaran Ratna Sarumpaet mengatakan tidak ada yang mengajaknya untuk ikut konferensi pers terkait penganiayaan dirinya bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan sejumlah tokoh lainnya pada 2 Oktober 2018.
Rencana konferensi pers tersebut dilaksanakan saat Ratna melakukan pertemuan dengan Prabowo, Amien Rais, Said Iqbal, Fadli Zon, Nanik S Deyang, dan sejumlah tokoh lainnya di Rumah Polo, Bogor, Jawa Barat.
Ratna mengatakan, pembicaraan rencana untuk konferensi pers tersebut terdengar di antara orang-orang di sekitarnya saat itu.
Namun Ratna mengatakan tidak ada satu pun orang yang mengajaknya untuk konferensi pers.
Ratna mengatakan hal tersebut di persidangan dengan agenda pemeriksaan terdakwa pada Selasa (14/5/2019) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Prabowo menunjukkan concernya tapi saya tidak tahu, mungkin saya sudah kalut atau apa, tapi yang saya ingat tidak ada yang secara khusus. Tidak ada yang mengajak saya konpers," kata Ratna.
Sebelumnya ia mengatakan merasa kalut dan tidak fokus sesampainya di rumah Polo karena dalam perjalanan menuju tempat itu Ratna baru membuka ponsel dan mengetahui ternyata foto wajah lebamnya sudah viral di media sosial.
Ratna juga mengatakan, kekalutannya tersebut juga dikarenakan ingin segera mengakhiri kebohongan tersebut namun tak kuasa karena sedang berada di tempat tokoh-tokoh yang ia hormati.
Baca: 2 WNI Diamankan PDRM, Diduga Terlibat Rencana Terorisme di Malaysia
Tidak ada. Seingat saya ia justru mengatakan ia menghormati keputusan saya. Dia sambil menceritakan ke orang kalau Ratna menolak melapor ya sudah itu keputusan dia.
"Ada kebutuhan untuk mengatakan ini salah tapi saya tidak berani. Walaupun anggapan orang saya dekat dengan Prabowo tapi saat itu terjadi di tempat orang-orang yang saya hormati dan saya bohongi," kata Ratna.
Ketika ditanya oleh hakim mengapa ia bisa menceritakan hal itu kepada orang-orang di lingkaran Prabowo tapi tidak ke teman-teman dekatnya yang lain, Ratna mengatakan saat itu ia punya kepentingan dengan Prabowo yakni terkait dengan dana Raja-Raja Papua.
"Mungkin karena itu kaitannya saya punya kepentingan untuk bertemu dengan Prabowo," kata Ratna.
Keterangan Ratna terkait konferensi pers Prabowo terkait penganiayaan dirinya berbeda dengan keterangan Ratna di sidang sebelumnya.
Diberitakan sebelumnya, Supir pribadi terdakwa kasus dugaan penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet, Ahmad Rubangi, mengatakan sempat mengantar Ratna ke daerah Bogor pada 2 Oktober, 2018.