TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo yakin kondisi 22 Mei saat KPU menetapkan hasil Pemilu 2019 akan tetap aman meskipun beredar sejumlah imbauan gerakan massa pada tanggal tersebut.
“Saya optimis tanggal 22 Mei 2019 aman. Kalau ada yang beda pendapat tinggal diingatkan bahwa Pemilu 2019 adalah kerja bersama partai politik, tim sukses, calon presiden dan cawapres yang dikomandoi oleh KPU sebagai penyelenggara Pemilu,” ungkap Tjahjo di Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2019).
Mendagri mengatakan wajar bila ada pihak yang tak puas dengan hasil Pemilu 2019.
Menurutnya sudah ada saluran hukum bagi pihak-pihak yang tak puas dengan hasil Pemilu.
“Yang perlu diketahui adalah tahapan ini masih panjang dan bagi pihak yang tidak puas dengan hasil Pemilu masih diberi waktu untuk menyampaikan pendapatnya, kemudian masih ada pelantikan anggota dewan dan penetapan capres sert cawapres terpilih pada 20 Oktober 2019 mendatang,” tegasnya.
Baca: Jelang 22 Mei Kepala Daerah dan Tokoh Nasional Serukan Kedamaian Bangsa
Terkait isu akan datangnya gelombang massa dari sejumlah daerah ke Jakarta pada tanggal 22 Mei 2019 tersebut, Mendagri yakin aparat keamanan di masing-masing daerah sudah melakukan deteksi.
“Saya yakin semua sudah melakukan deteksi mulai dari Kapolda, Pangdam, Kapolres, Dandim, dan lain-lain,” pungkasnya.
Aksi protes terkait Pemilu 2019 diperkirakan akan terjadi di sekitar kantor KPU RI dan Bawaslu pada saat KPU RI menetapkan hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang.
Untuk mengantisipasi hal tersebut 30 ribu pasukan gabungan TNI dan Polri disiapkan untuk mengamankan ibukota.