Dia tinggal di rumah tersebut bersama tiga orang anak.
"Single parent (orang tua tunggal) di situ dia tinggal sama tiga anak, pertama cowok udah kerja yang kedua cewek sama yang ketiga masih SMP cowok," kata Nurdin, Rabu (15/5/2019).
Keseharian IY kata Nurdin merupakan pekerja serabutan, sejauh yang dia tahu, tetangganya itu kerap menjual produk-produk kosmetik atau bekerja apa saja.
Baca: Fakta Menarik Terkait Pemeriksaan, Penangkapan, dan Penahanan Eggi Sudjana: Ini Alur Peristiwanya
Namun, selama musim pemilu ini, IY memang konsen aktif sebagai relawan dan saksi.
"Kerjanya serabutan sih, kadang kaya marketing kosmetik pernah, di lising pernah, cuma ya pas pemilu ini dia lebih fokus kesitu (jadi relawan dan saksi)," ungkap Nurdin.
Di lingkungan tempat tinggalnya, IY terbilang warga yang cukup aktif.
Dia juga kerap ikut Kegiatan-kegiatan bersama warga.
"Aktif enggak terlalu, tapi kalau dibilang bergaul ya bergaul kalau lagi ada acara di lingkungan dia ikut-ikut aja, normal-normal aja si selama ini yang saya kenal," jelas dia.
Hanya kirim ke grup WA
Menurut anaknya, IY tidak pernah merasa menyebarkan video ancaman tersebut ke media sosial seperti facebook, twitter atau instagram.
"Mamah saya cuma kirim video ke dua grup WA (whatsapp) relawan buat dokumentasi, jadi mamah saya enggak tahu dia (HS tersangka ancam penggal kepala Jokowi) ngomong apa, sebelum lihat videonya mamah udah share (bagikan) ke grup whatsapp," kata Hilary, Rabu (15/5/2019).
Hilary menambahkan, dalam kalimat di video viral tersebut yang diungkapkan ibunya, saat itu bukan bermaksud untuk mengiyakan apa yang dilontarkan Hermawan Susanto.
Baca: Prabowo Tolak Hasil Penghitungan Suara KPU, Begini Respons Jokowi
"Mamah saya kira dia itu lagi ngomong apa dan mamah saya kan ada tante Ana di belakang, nah tante itu ngomong mau bikin perubahan Indonesia agar lebih baik dan mamah saya ikut bantu aminkan," ujar Hilary.
Tidak lama setelah itu, video yang dikirim ke grup relawan pendukung 02 oleh Ina langsung viral di media sosial.