Mereka mendorong para terduga teroris untuk berjalan dan menempati sudut dari tempat rilis berlangsung.
Para terduga teroris ini sendiri tampak tertunduk dan tak mengucapkan sepatah kata pun selama rilis berlangsung.
Iqbal sendiri mengungkap bahwa tak semua terduga teroris yang diamankan dibawa dalam rilis ini.
Alasannya, kata dia, para terduga teroris lain masih diperiksa tim Densus 88 untuk dilakukan pengembangan.
"Kenapa hanya beberapa yang dihadirkan disini? Lainnya sedang dilakukan pengembangan. Ada yang dilakukan BAP dalam rangka proses pengembangan. Selain itu tidak akan kami sampaikan pada momen konpers ini karena akan mengganggu proses penyidikan lebih lanjut," ujar Iqbal, Jumat (17/5/2019).
Amatan Tribunnews.com, kepolisian juga memamerkan sejumlah barang bukti yang berhasil disita dari terduga teroris.
Dalam sebuah meja panjang, terlihat ada 4 bilah pisau, busur panah, pisau lempar, nunchaku (double stick), dan sebuah senapan angin.
Ada pula lima kotak peluru, 5 bom rakitan dan juga bahan-bahan kimia TATP (Triaceton triperoxide).
Pengakuan terduga teroris
abes Polri menayangkan sebuah video berisi pengakuan seorang terduga teroris berinisial DY yang ditangkap di Jepara, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2019).
Dalam video tersebut, DY alias Jundi alias Bondan, mengatakan akan melakukan serangan pada 22 Mei 2019.
Dengan kata lain, ia berencana melakukan aksi amaliyah dengan memanfaatkan momentum dimana KPU mengumumkan hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019 pada tanggal tersebut.
Baca: Identitas Korban Mutilasi di Pasar Besar Malang Belum Diketahui
DY sendiri mengakui dirinya sedang merangkai bom dan berencana meledakkannya menggunakan remote control.
"Nama saya DY alias Jundi alias Bondan, saya memimpin beberapa ikhwan untuk melakukan amaliyah pada 22 Mei dengan menggunakan bom yang sudah saya rangkai dan menggunakan remote control," ujar DY seperti dikutip dari video yang ditayangkan, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019).