Namun, hingga masalah ini kembali muncul, perbaikan sistem belum juga dilakukan.
Beberapa napi yang menjadi operator dan yang menjadi playmaker, masih belum juga dipindahkan ke lapas Nusakambangan.
"Akibatnya ya seperti ini, napi masih bebas menjadi operator dan disisi lain muncul kerusuhan," katanya.
Perbaikan lain, kata Heru, juga harus membenahi masalah sipir yang ada didalamnya.
Karena selama ini, mereka lah yang membantu para napi untuk dapat hidup bebas didalamnya.
"Kami juga sudah meminta kepada Dirjen PAS untuk menindak tegas keterlibatan sipir, jangan hanya sangksi disiplin saja. Apalagi selama ini kami sudah memperososes beberapa kalapas terkait pencucian uang," tegasnya.
Sementara itu, Pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah mengatakan, dengan masih banyaknya masalah yang terjadi didalam lapas, membuktikan upaya revitalisasi yang dijanjikan Dirjen PAS Sri Puguh Utami hanya jargon belaka.
"Upaya revitalisasi itu cuma jargon belaka. Semua kejadian yang terjadi belakangan ini, tak pernah ada evaluasi," kata Trubus saat dihubungi.
Menurutnya, selain masalah kerusuhan didalam lapas dan masalah narkoba, ia juga mengungkit sejumlah kebobrokan di Lapas akhir-akhir ini.
"Meskinya dari banyaknya masalah, ini harus menjadi catatan Menkum HAM Yasonna Laoly untuk segera mengambil sikap dengan mengganti Dirjen PAS," katanya.