Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 10 mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ambil sikap terkait kerusuhan tolak hasil Pemilu 22 Mei 2019.
Menurut, komisioner Komnas HAM periode 2007-2012 Ridha Saleh, para elite politik tak usah ikut memprovokasi yang semakin memperkeruh suasana.
Baca: Besuk Korban di RSUD Tarakan, Demokrat : Katanya Tak Bawa Peluru, Tapi Ini Korbannya Kena Peluru
"Elite politik hendaknya memberikan tauladan dan bijaksana serta tidak melakukan provokasi-provokasi untuk kepentingan politik sesaat," kata Ridha di Batik Kuring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2019).
Ketika dipertegas siapa elite politik yang dimaksud, Ridha tak mau menujukan secara eksplisit.
Baca: Cerita Pedagang Korban Penjarahan 22 Mei Diundang Jokowi ke Istana : Baju Batiknya Pinjam Teman
Ia hanya menyarankan para elite politik yang menolak hasil keputusan Pemilu 2019, supaya menempuh jalur konstitusional. Serta bertindak negarawan.
"Elite harus bertindak negawaran demi kepentingan dan keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Serta mendukung langkah-langkah konstitusional dari para pihak untuk membawa sengketa pemilu ke Mahkamah Konstitusi," tegas Ridha.
Ricuh di Slipi, Helikopter Bolak-balik Ambil Air
Helikopter putih yang mengangkut penampung air tampak bolak-balik ke areal samping Kompleks Parlemen DPR/MPR, Senayan, Jakarta.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, helikopter ini beberapa kali bolak-balik melewati kawasan DPR.
Baca: RS Polri Kramat Jati Kedatangan 3 Jenazah, Diduga Korban Kerusuhan di Petamburan
Lalu terbang rendah ke sisi timur Kompleks Parlemen.
Meski berada jauh dari awak media, namun helikopter tersebut tampak memercikan sedikit air.
Seperti diketahui, massa aksi 22 Mei di Flyover Slipi-Kemanggisan, Jakarta Barat disiram air yang dibawa oleh helikopter.
Satu unit helikopter mengudara di atas Flyover Slipi arah Kemanggisan, Jakarta Barat, Rabu (22/5/2019). Helikopter tersebut berbandul tempat air membawa air.