Dijelaskan Agus, ada beberapa hal yang perlu diperhaikan dalam proses verifikasi arah kiblat, yaitu:
1. Pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan Lot/Bandul
2. Permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom
Sayangnya, peristiwa ini hanya bisa diamati di wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Tengah.
Sementara di wilayah Indonesia Timur, peristiwa Matahari melintas tepat di atas Kakbah tidak akan teramati karena Matahari sudah terbenam.
Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin menulis dalam blog-nya, sebenarnya arah tidaklah berubah.
Meski demikian, perlu penyempurnan atau pemeriksaan ulang sebab arah kiblat sebagian besar masjid atau musala ditentukan sekadar perkiraan dengan mengacu secara kasar arah kiblat masjid yang sudah ada atau dengan menggunakan kompas yang tidak akurat.
"Nah, dengan bayangan matahari pada saat-saat tertentu, arah kiblat dapat lebih mudah dan lebih akurat ditentukan," tulisnya dia.
Lebih lanjut, kata Thomas, arah kiblat bisa ditentukan dari bayangan benda vertikal.
Misalnya tongkat, kusen jendela/pintu, atau sisi bangunan.
Rentang waktu plus/minus 5 menit masih cukup akurat.
Arah kiblat adalah dari ujung bayangan ke arah tongkat.
Adapun cara mengecek arah kiblat, lanjut Thomas, gunakan benda tegak, misalnya kusen jendela, untuk menentukan arah kiblat dari bayangannya pada waktu yang ditentukan.