News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Kapolri Geram Kerusuhan 22 Mei Disebut Rekayasa, Siap Buktikan di Pengadilan

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Polisi Prof. HM. Tito Karnavian, P.hD di Auditorium STIK-PTIK Polri, Jl. Tirtayasa Raya No. 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019). TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI

Kapolri pun menjelaskan anggota Polri juga mengalami luka yang termasuk berat akibat kerusuhan tersebut.

“Ada yang rontok giginya, ada yang engsel tangannya terlepas, lainnya masih rawat jalan,” tegasnya.

Tito mengatakan bahwa ancaman perusuh pada tanggal 21-22 Mei 2019 kemarin yang ditujukan kepada aparat keamanan tidak main-main dan berpotensi membunuh.

“Apa yang dilakukan perusuh itu tidak main-main, selain batu ada yang gunakan molotov. Molotov itu kalau pecah di bagian kepala bisa membakar seluruh kepala, merembet ke badan, berbahaya,” pungkasnya.

Dukungan untuk Polri

Dukungan untuk Polri mengusut kasus 22 Mei terus mengalir.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mendukung upaya penyelesaian secara hukum para perusuh yang melakukan tindakan anarkis pada unjukrasa tanggal 21-22 Mei lalu di Jakarta.

GP Ansor juga mendukung langkah Polri untuk mengungkap aktor di balik kerusuhan 22 Mei.

”GP Ansor mendukung upaya Polri menindak tegas para perusuh, mencari dalang kerusuhan dan membawa mereka ke muka hukum. Upaya para perusuh jelas-jelas telah merusak dan mengancam bangunan demokrasi yang kita bangun,’’ tegas Yaqut, Selasa (28/5).

GP Ansor, kata Yaqut, menyesalkan adanya korban yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut.

Selain itu juga memberikan dukungan kepada Polri dan lembaga yang berwenang untuk menuntaskan rusuh massa dan dampak yang ditimbulkan.

”Kita berduka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan kerusakan atau kehilangan harta benda dalam kerusuhan itu. Kepada para perusuh dan aktor intelektual, mari sudahi cara berpikir picik agar tidak timbul korban selanjutnya,” ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya.

Gus Yaqut juga menilai Polri dan TNI telah bertindak profesional dalam penanganan aksi massa pada 21-22 Mei lalu.

”Adanya bukti awal penyelundupan senjata dari daerah ke Jakarta menjadi ancaman yang serius, namun Polri dan TNI bersikap profesional sehingga peristiwa itu tidak semakin membesar. Dengan sikap yang cepat dan tanggap, Polri juga menangkap mereka yang hendak melakukan ancaman pembunuhan terhadap para tokoh bangsa,” ujarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini