Isu referendum di Aceh bergulir. Wiranto menyebut tidak akan terjadi, sedangkan Muzakir Manaf tak mau berkomentar lagi.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPA Partai Aceh (PA), Muzakir Manaf alias Mualem kembali menggulirkan isu referendum Aceh.
Pernyataan tersebut Mualem lontarkan saat acara haul wafatnya Hasan Tiro sekaligus buka puasa bersama di Banda Aceh, Senin (27/5/2019).
Mantan Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017 itu menilai demokrasi di Indonesia tidak jelas arahnya.
Ia juga, menilai Indonesia saat ini di ambang kehancuran sehingga lebih baik rakyat Aceh mengadakan referendum.
Baca: Fachrul Razi: Rakyat Aceh Tuntut Referendum, Pemerintah Pusat diminta Bersikap
Baca: Berita Terkini Seruan Referendum Aceh, Tak Melanggar MoU Helsinki hingga Tudingan Manuver Politik
Pernyataan pria yang juga Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) ini menjadi heboh di media sosial.
Termasuk menuai respons dari pusat dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Selain mereka, beberapa tokoh nasional serta Aceh, serta para pengamat juga ikut berkomentar.
Berikut beberapa komentar soal referendum Aceh yang berhasil dirangkum Tribunnews.com dari Serambi news.com dan Kompas.com:
1. Moeldoko nilai hanya emosi sesaat
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menilai, isu referendum di Aceh muncul lantaran emosi semata.
"Isu itu bukan hal yang fundamental. Itu hanya emosi saja. Emosi karena enggak menang," ujar Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jumat (31/5/2019).
Menurut Moeldoko, isu tersebut dimunculkan karena Partai Aceh yang diketahui Mualem tidak memenangkan suara di Aceh sehingga muncul ketidakpuasan dari para pemimpinnya.
Isu referendum pun dipakai.