Kementerian Pertanian (Kementan) akan memfokuskan pada upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian yang berkualitas dan membangun infrastruktur pertanian dalam penyusunan program kerja tahun anggaran 2020. Langkah tersebut diambil dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020 yang mengangkat tema “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”.
“Kementan mendapatkan amanah untuk menyukseskan prioritas nasional pada program nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja, serta ketahanan pangan, air dan lingkungan hidup. Berdasarkan hal tersebut, kami akan menekankan program kerja tahun 2020 pada upaya membangun SDM pertanian yang berkualitas dan membangun infrastruktur,” ungkap Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, pada saat membuka kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) 2019 di Bogor, selasa (18/6/2019).
Untuk mengembangkan kompetensi SDM pertanian, Kementan meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan dan pelatihan vokasi. Pada tahun ini, Kementan sudah menggelar pendidikan dan pelatihan untuk mencetak petani milenial. Program tersebut akan semakin digiatkan pada tahun 2020.
Sementara pembangunan infrastruktur masih dinilai sebagai kunci dalam peningkatan produktivitas pangan, sekaligus menekan biaya operasional produksi. Untuk itu, Kementan akan terus memfasilitasi dan bekerja sama dengan kementerian maupun lembaga lain untuk membangun infrastruktur pertanian, mulai dari waduk, embung, hingga irigasi sekunder dan tersier.
Selain pembangunan SDM dan infrastruktur pertanian, Kementan akan tetap menjalankan sejumlah kegiatan existing, yang dinilai telah berhasil. Beberapa program yang akan dilanjutkan adalah program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja), Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab), Toko Tani Indonesia, pengembangan Techno Park dan Science Park, pengembangan kawasan berbasis korporasi, serta sejumlah program lainnya.
Salah satu program lama yang akan dipertahankan adalah program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani atau Serasi. Program optimalisasi lahan rawa sebagai lahan pertanian ini akan terus dijalankan sehingga Lahan rawa yang sebelumnya belum terkelola dengan baik, bisa menjadi sumber lahan yang potensial dalam meningkatkan produksi pangan.
Dalam menyusun kegiatan tahun 2020, Amran menyebutkan Kementan masih menggunakan Pendekatan ‘money follow program’. Penganggaran money follow program juga mendukung pendekatan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2020, yaitu perencanaan yang holistik (menyeluruh), tematik (terfokus), terintegrasi (terpadu), dan spasial (lokasi yang jelas).
“Pendekatan ini digunakan untuk lebih fokus pada program/kegiatan yang terkait langsung dengan prioritas nasional serta memberikan dampak langsung bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dalam pengimplementasiannya, Kementan telah menerapkan transparansi dalam proses penyusunan kegiatan dan alokasi anggaran melalui mekanisme sistem informasi eproposal yang dirancang oleh biro perencanaan Kementerian Pertanian. Aplikasi ini menampung usulan dari masyarakat (bottom up) yang tergabung dalam kelompok tani secara berjenjang melalui tahap verifikasi.
“Kegiatan musrenbangtan kali ini diharapkan bisa mensinkronkan usulan daerah dengan rancangan pusat (top down) dimana outputnya adalah kesepakatan rancangan kegiatan tahun depan,” sebut Amran.
Capaian Pembangunan Pertanian 2015-2019
Pada kesempatan yang sama, Amran mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Kementan, juga para Kepala Dinas lingkup Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota yang telah berperan aktif dalam melaksanakan tugas dengan baik, sehingga pasokan dan distribusi pangan tetap terjaga dan terlaksana dengan baik.
“Alhamdulillah, selama empat setengah tahun kinerja Kementerian Pertanian 2015-2019 telah menorehkan berbagai hasil yang menggembirakan. Terbaru, kita berhasil mempertahankan predikat Wajib Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan BPK selama tiga tahun berturut-turut,” ucap Amran.
Prestasi lain di sektor pertanian adalah peningkatan PDB sektor pertanian 2014-2018 secara drastis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB sektor pertanian tercatat naik Rp 400 triliun sampai Rp 500 triliun. Total akumulasi mencapai Rp 1.370 triliun.
“Peningkatan PDB pertanian didorong oleh peningkatan volume ekspor. Jika pada 2013 ekspor hanya mencapai 33 juta ton, maka pada 2018 ekspor pertanian mencapai 42 juta ton,” beber Amran.
Dua torehan positif lainnya yang turut disebut oleh Amran adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor pertanian dan inflasi pangan. Pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia mencapai 3,7 persen, melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 3,5 persen.
Sementara inflasi pangan selama periode 2014–2017 juga menunjukkan tren yang positif. Pada tahun 2017, inflasi pangan bisa ditekan hingga 1,26 persen. Capaian tersebut menunjukkan inflasi pangan sudah jauh lebih terkendali, terutama bila dibandingkan inflasi pangan tahun 2014 yang mencapai 10,57 persen.
“Saya harapkan kedepannya agar Bapak/Ibu seluruh jajaran insan pertanian dapat bekerja lebih giat lagi dalam meningkatkan produksi pertanian serta mewujudkan pertanian yang berdaya saing, dan kualitas SDM pertanian yang lebih baik sehingga terwujud pertanian nasional tangguh dan dapat diandalkan dalam membangun perekonomian bangsa,” ujar Amran.(*)