TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemilihan anggota Kabinet Joko Widodo (Jokowi)-KH Maruf Amin dari kalangan anak muda memang menjadi menarik pada saat ini.
Apalagi menurut pengamat politik, Arlan Siddha, jika berbicara konsistensi pemerintahan Jokowi yang ingin banyak bicara di era digital 4.0.
Karena itu Arlan Siddha menegaskan, penting syarat seleksi yang dipakai Jokowi untuk merekrut anak-anak muda duduk di Kursi Kabinet untuk periode 2019-2024.
"Kriteria anak muda yang disampaikan oleh pak Jokowi belum secara eksplisit seperti apa walaupun muda tapi tidak menguasai banyak hal ini juga tidak baik," ujar Arlan Siddha kepada Tribunnews.com, Rabu (3/7/2019).
Dia menilai anak muda yang dipilih harusnya memiliki kredibilitas yang baik dan penguasaan digital serta menguasai banyak hal tentang persoalan bangsa.
"Jika anak muda ini memiliki kredibilitas yang baik dan penguasaan digital serta menguasai banyak hal tentang persoalan bangsa saya rasa kenapa tidak masuk dalam kabinet," ucapnya.
Hanya saja dia melihat, nilai tambah jika kabinet diisi oleh anak muda bisa sejalan dengan langkah Jokowi yang lebih suka kerja cepat.
Baca: Daftar Capim KPK, Anang Iskandar Tawarkan Terobosan Baru
"Hal itu sesuai dengan motto Jokowi itu kerja, kerja, kerja. Dan yang jelas darah muda diharapkan bisa menciptakan kreatifitas dan inovasi baru dalam pemerintahan kedepan," tegasnya.
Jokowi Ingin Kabinet Diisi Banyak Kaum Muda
Presiden Jokowi mengaku tidak akan membedakan latar belakang profesional atau partai politik dalam menyusun kabinet pemerintah 2019-2024. Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.
"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya. Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik, jangan seperti itulah, karena banyak juga politisi yang profesional," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan harian Kompas, Senin (1/7/2019).
Jokowi menyebut, setiap periode waktu, diperlukan kabinet yang berbeda karena tantangannya juga berubah.
Ia lalu mengungkapkan kriteria menteri yang akan mengisi kabinetnya ke depan.
Menurut Jokowi, para menteri yang mengisi kabinet baru nantinya harus memiliki kemampuan untuk mengeksekusi program secara tepat dan cepat.
Kedua, dia harus memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan ini penting untuk bisa mengelola personalia dan anggaran sehingga organisasi kementerian itu betul-betul bisa efektif.
Ketiga, kabinet mendatang juga akan banyak diwarnai dengan anak-anak muda.
"Ya, bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun, kenapa tidak? Tapi dia harus mengerti manajerial, dan mampu mengeksekusi program-program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak," kata Jokowi.
Jokowi menyebut era globalisasi seperti sekarang diperlukan orang-orang yang dinamis, fleksibel, dan mampu mengikuti perubahan zaman yang sangat cepat sekali.
Sementara terkait kekhawatiran bahwa anak muda belum mempunyai pengalaman dalam manajemen pemerintahan, Jokowi menilai hal itu bisa diatasi dengan keberadaan para menteri koordinator.
Menko di empat bidang nantinya akan tetap diisi oleh senior yang sudah punya pengalaman panjang di bidang kerjanya.
"Saya kira tidak perlu kekhawatiran semacam itu," kata Jokowi.
Lalu, apakah Wapres JK dan pembantu-pembantu lainnya akan juga dilibatkan dalam periode mendatang?
"Saya kira semua yang masih bisa berkontribusi pada negara ini, apalagi Pak JK dengan pengalaman panjang di bidang politik dan ekonomi, saya kira negara ini sangat memerlukannya. Tugas kita bersama untuk bekerja sama dan membangun negara ini," jawab Jokowi.(*)