Data pengamatan yang dilakukan tahun 2016 menyebut, satwa dilindungi yang hidup di sana adalah owa jawa (Hylobates moloch), cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), cekakak sungai (Todirhamphus chloris), rangkong julang emas (Aceros undulatus), elang ular bido (Spilornis cheela), hingga burung garuda atau elang Jawa (Nisaetus bartelsi).
Kelima satwa dilindungi tersebut hidup dengan harmonis dengan bankoloni satwa liar lain di tiga kompleks perbukitan tebing batu andesit seluas belasan hektar.
Meski tak terlalu luas jika dibandingkan kawasan konservasi sekelas taman nasional, namun Gunung Buthak memiliki sistem perlindungan alami yang membuat kawasan ini tetap perawan.
Warga Desa Kramat, Kecamatan Karangmoncol, Sangad Abdul Salam mengungkapkan, pada tahun 1980-an, wilayah perbukitan Siregol merupakan surga bagi para satwa.
Baru pada sekitar tahun 1990-an, pemerintah membuka hutan dan membuat jalan aspal untuk mengakses satu desa yang berada di ujung perbukitan, Desa Sirau.
“Sejak saat itu, satwa di luar unggas mulai terisolir dan bermigrasi ke (kompleks) Gunung Buthak,” katanya ketika ditemui, Senin (18/9/2017).
Sangad mengungkapkan, satwa liar dan satwa dilindungi tersebut bisa diamati langsung dengan mata telanjang dari ruas jalan raya Siregol.
Sebab, jarak antara Gunung Buthak dan ruas jalan penghubung Desa Kramat-Sirau tersebut hanya sejauh lemparan batu saja.
Meski demikian, Gunung Buthak sampai saat ini masih terisolasi dari segala aktivitas manusia. Pasalnya, ada jurang sedalam puluhan meter yang melingkupi kawasan Gunung Buthak.
Jurang lembah Sungai Tambra ini seakan menjadi sekat baku antara surga satwa Gunung Buthak dan dunia peradaban manusia.
Sistem pengawasan masyarakat Bukan karena kondisi medan saja yang membuat kawasan Gunung Buthak tetap tak terjamah oleh tangan jahil.
Peran serta masyarakat setempat untuk membuat sistem perlindungan tradisional juga turut mencegah perburuan satwa dan perambahan hutan di kawasan Gunung Buthak.
Tokoh pemuda Desa Kramat, Muhammad Faiz menuturkan, warga Desa Kramat memiliki mitos dan cerita rakyat yang melingkupi kawasan Gunung Buthak.
Keberadaan cerita rakyat ini membuat setiap orang yang memiliki niat jahat untuk merusak kawasan Gunung Buthak menjadi segan dan urung.