Selain sangat menyayangi neneknya dia juga suka mengajak foto saudara-saudaranya.
"Pokoknya setiap momen kumpul keluarga selalu mengajak foto. Dia ingin selama masih hidup memiliki gambar keluarganya di ponsel pribadinya," sambung dia.
Nenek almarhum Sutopo Purwo Nugroho meninggal April lalu pada usia 89 tahun.
Saptini melanjutkan, terakhir bertemu dengan almarhum Februari lalu saat menjenguk neneknya di kediamannya Dukuh Samaran Kampung 141 C, Kelurahan Gayampit, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten.
Baca: Terungkap Dua Alasan Pria Bermotor Ini Masuk Tol Warugunung
Baca: Pantang Manja, Anak Wakil Walikota Tidore Tak Gengsi Jadi Kuli Bangunan Demi Belajar Hidup Mandiri
"Sampai sekarang belum genap 100 hari meninggalnya nenek dia juga meninggal. Saat itu dia selalu berpesan pada neneknya agar selalu menjaga kesehatan. Juga meyakinkan tidak ada penyakit yang dideritanya," ucapnya seraya mengusap air mata.
Saptini sendiri mengaku mendapat kabar keponakannya meninggal hari ini sekira pukul 07.00 WIB.
Seketika ia yang berdomisili di Klaten bergegas menuju rumah kakaknya ibunda Sutopo Purwo Nugroho, Sri Rusmandari.
Sebelum memutuskan berobat ke China, almarhum Sutopo sempat mengunjunginya seraya meminta didoakan agar lekas sembuh dari penyakitnya.
"Terakhir ketemu Februari. Dia panggil saya itu mbak. Sempat minta doa juga, dan pamit mau berobat ke China," katanya
Almarhum Sutopo Purwo Nugroho meninggalkan dua orang anak serta seorang istri. (Tribunnews.com/Gita/Kompas.com/Tribun Jateng)