“Kementerian bukan tempat untuk bagi-bagi jatah kursi atau "kue". Tapi untuk memperkuat pemerintah dalam rangka melayani rakyat dan menjalankan fungsi negara. Pemerintah yang kuat ditopang oleh kementrian yang kuat, struktur ramping, simpel, namun kaya fungsi dan manfaat. Bukan jumlah kementerian yang banyak namun boros, miskin fungsi, dan miskin manfaat untuk rakyat,” jelasnya.
Di bagian akhir Mardani Ali Sera juga mengapresiasi Presiden Jokowi yang ingin pemerintahannya efektif, efisien dan tidak bertele-tele.
"Dan Rumusnya, ya ciutkan jumlah kementerian,” tegasnya.
Susunan Kabinet Jokowi Diprediksi akan Gemuk
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio memprediksi susunan kabinet kerja presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan sangat gemuk di periode kedua.
Karena bukan hanya 10 partai politik pendukung, tapi juga ada Tim Kampanye Nasional (TKN), relawan-relawan dan Nahdlatul Ulama (NU) harus dipikirkan keberadaan wakilnya di Kabinet.
Baca: Sutopo Meninggal Dunia, Berikut Sejumlah Fakta dan Kesaksian Pengggali Kubur
Belum lagi, kata dia, mengakomodasi makna rekonsialiasi dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Yakni bisa jadi itu Partai Politik tertentu di BPN atau perwakilan BPN saja.
"Akan gemuk nih kabinetnya. TKN pasti minta. PDI-P, Golkar, NasDem, PKB, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PBB dan PKPI, pasti minta. Belum lagi relawan-relawan dan NU. Terus ada lagi dari BPN. Jadi memang gemuk nanti ini kabinetnya," dia memprediksi kepada Tribunnews.com, Kamis (4/7/2019).
Selain itu Jokowi juga mengatakan akan memasukkan banyak anak muda dalam Kabinetnya.
Baca: Hadiri Sidang Praperadilan, Kedua Mata Istri Kivlan Zen Berkaca-kaca
Menurut dia, itu bisa bermakna Jokowi akan menambah jatah Menteri atau Wakil Menteri untuk memasukkan anak-anak muda dalam jajaran Kabinetnya.
"Pak Jokowi orkestranya bagaimana nanti. Itu tantangan tersendiri buat pak Jokowi," jelas pendiri lembaga analisis Politik KedaiKOPI ini.